1. Pengantar tentang Yang Mulia Cyriaque Vallee

Artikel tentang perjalanan spiritual Yang Mulia Cyriaque Vallee ini memuat kisah dari perjalanan hidupnya yang akan menginspirasi dan memotivasi setiap pencari Tuhan YME(seeker) yang berusaha untuk mencapai kesadaran akan Tuhan. Sepanjang hidupnya, sejak kecil hingga sekarang, satu hal yang sangat berharga dan menjadi prinsip kehidupan dari Yang Mulia Cyriaque Vallee adalah kehadiran Tuhan. Dengan keinginan yang sungguh-sungguh dan ketekunan dalam latihan spiritual, serta tabah dalam semua situasi kehidupan. Dia melakukan latihan spiritualnya sendiri sampai akhirnya dia datang ke India. Pada 24 Desember 1999, ia bertemu dengan Gurunya Yang Mulia Dr Athavale dan memulai latihan spiritual di bawah bimbingan Gurunya. Saat inilah Latihan spiritual yang sebenarnya dimulai dan merupakan suatu lompatan besar bagi Yang Mulia Cyriaque Vallee. Artikel ini menceritakan kejadian dari masa kecilnya, hingga kemudian menjadi model fashion, selanjutnya bertemu dengan Ibu Yoya istrinya, dan menjadi seorang ayah (Anastasia adalah putrinya yang berusia 10 tahun), dari memulai latihan spiritual, kemudian mengorbankan hidup sepenuhnya untuk pelayanan kepadaTuhan YME dan akhirnya dapat mencapai Kesucian.

Hal unik lainnya tentang Yang Mulia Cyriaque Vallee adalah bahwa Dia lahir di Bumi, berasal dari wilayah Surga tingkat tinggi (Uccharswargalok). Dia dilahirkan pada tingkat spiritual 50%,selanjutnya tingkat spiritualnya turun menjadi 40% (Hal ini terjadi untuk semua orang yang lahir dari daerah halus positif yang lebih tinggi). Ini karena seseorang harus menjalani takdir. Tetapi karena latihan spiritual mereka dari kelahiran sebelumnya, mereka dapat meningkatkan tingkat spiritual dengan sangat cepat dan terus meningkat. Oleh karena itu, Yang Mulia Cyriaque Vallee memiliki banyak kualitas Ilahi. Secara alami, ia memiliki kepribadian yang hangat dan penuh kasih yang membuat orang lain merasa dekat dengannya. Selama bertahun-tahun Dia telah menjadi pilar pendukung bagi para seeker di seluruh dunia yang berjuang untuk pertumbuhan spiritual. Pada saat menyusun artikel ini (November 2014), tingkat spiritual Yang Mulia Cyriaque Vallee adalah 73%.

2. Masa kecil

Yang Mulia Cyriaque Vallee lahir di Prancis pada tahun 1971. Bahkan pada saat kanak-kanak ia sudah tertarik pada Spiritualitas. Ibunya ingat, bahwa ketika dia berusia sekitar 5 sampai 7 tahun, Yang Mulia Cyriaque Vallee mengajukan banyak pertanyaan tentang Spiritualitas. Dia memiliki sifat keingintahuan untuk belajar tentang Tuhan. Cukup sering dia berkata dengan keras, ‘Saya bersama Tuhan.’ Saat dia  akan bermain di taman

Yang Mulia Cyriaque Vallee mendapatkan penglihatan sekilas dan kesadaran yang kuat tentang dirinya sendiri, dimana penyebabnya di luar pemahamannya sebagai seorang anak. Namun hal itu muncul berulang-ulang dalam pikirannya dan dia mencari penjelasan untuk hal itu. Salah satu pengalaman seperti tersebut terjadi pada sekitar usia 7 tahun dimana Yang Mulia Cyriaque Vallee merasa bahwa era ini penting dari sudut pandang latihan spiritual dan yang terpenting bahwa ia harus dilahirkan pada saat ini untuk suatu tujuan yang lebih tinggi.

Ketika berusia antara 10 hingga 12 tahun, Yang Mulia Cyriaque Vallee sering berdoa di kapel sekolah. Pada suatu kesempatan, dia menceritakan, “Saya tiba-tiba mengalami ketenangan luar biasa seolah-olah segala sesuatu di sekitar saya sudah tidak memiliki makna penting. Setelah itu selama berjam-jam saya merasa sangat tenang dan saya tidak merasa lapar atau haus. Saya merasakan kedamaian yang tidak pernah saya rasakan. Sekarang saya melihat ke belakang (masa lalu), saya merasa saya telah terhubung ke suatu tempat dengan Tuhan dan mengalami kebahagiaan hakiki (Bliss) untuk pertama kalinya, tanpa memahami apa itu konsep kebahagiaan hakiki (Bliss).

“Sebagai seorang remaja, saya percaya pada reinkarnasi/kehidupan masa lalu meskipun faktanya agama saya menolak konsep ini. Seperti sebuah permainan, terkadang saya melihat seseorang dan mencoba membayangkan siapa mereka di kelahiran sebelumnya.”

3. Masa remaja dan modeling

Di tahun-tahun sebelumnya, Yang Mulia Cyriaque Vallee berjuang dengan disleksia, yang mempengaruhi sekolahnya. Pada usia tujuh tahun, dia tertarik untuk belajar Judo. Yang Mulia Cyriaque Vallee mahir Judo dan mendapat sabuk hitam pada usia 18 tahun. Dia juga mengikuti berbagai kompetisi dan turnamen internasional. Saat dia tumbuh dewasa, meskipun bergabung dengan profesi modeling, pencariannya akan Spiritualitas terus berlanjut.

Saat itu adalah tahun-tahun pembentukan dirinya dan dia mengalami berbagai aspek kehidupan. Dia menjalani kehidupan duniawi dan spiritual bergantian, dan akhirnya Yang Mulia Cyriaque Vallee menyadari bahwa dia tertarik pada keduanya. Dia mengatakan, “Ketika saya berusia sekitar 20 tahun, saya percaya bahwa mayoritas orang yang kita lihat bukanlah seorang manusia yang seharusnya, dimana seharusnya kita dapat tumbuh secara spiritual. Saya melihat bahwa orang-orang diselimuti oleh masalah dan rasa sakit. Namun, saya merasa bahwa manusia memiliki kekuatan untuk mengakhiri keadaan putus asa ini dan tumbuh secara spiritual. Saya ingin menemukan seorang guru spiritual. Saya juga tertarik pada Tibet maupun India dan juga berpikir untuk menjadi seorang biksu Tibet.

“Ketika saya memulai karier saya sebagai model, saya berusia 23 tahun dan saya mulai bepergian ke banyak tempat. Saya tetap mencari tetapi memiliki perasaan di dalam hati bahwa waktu yang tepat belum tiba. Saya bertemu dengan kelompok spiritual yang berbeda – beda tetapi segera menyadari bahwa ini bukan jalan yang benar untuk saya. Sebagian besar waktu dan satu-satunya topik yang saya diskusikan dengan siapa pun adalah Spiritualitas. Kalau tidak, saya tidak suka berbicara dan lebih suka diam.

“Sering kali saya secara intuitif memahami apa yang sedang terjadi dalam pikiran seseorang, atau apa yang mereka pikirkan atau lakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Saya tidak tahu apakah itu imajinasi saya, tetapi sering kali saya benar-benar merasakan energi yang berbeda selama interaksi dengan orang yang berbeda. Namun saya tidak memiliki pemahaman yang lengkap tentang dimensi spiritual sehingga saya sering menjadi bingung dengan apa yang saya rasakan. Dan seringkali perasaan intuitif ini terbukti benar.

 “Pada April 1998 saya pergi ke Tokyo, Jepang untuk kontrak modeling. Di sana saya bertemu Yoya, istri saya. Ketika kami bertemu, kami melakukan kontak mata dan saya merasa kami menyatu satu sama lain ketika mata kami bertemu. Sebelumnya, saya tidak menyukai lingkungan dalam dunia modeling, jadi saya mencoba untuk menyendiri dari semua orang. Namun ketika saya bertemu Yoya, saya merasa untuk pertama kalinya seseorang mampu menembus dinding pembatas diri saya dan memahami saya dari dalam. Ini mengejutkan saya dan pada saat yang sama saya sangat tersentuh. Keesokan harinya aku berjalan-jalan di taman di sana saya melihat Yoya, yang bergembira dan menari sendirian. Dalam mata batin saya, saya melihat cahaya kuning datang dari atas dan menyelimutinya dengan partikel kecil yang berkilauan.”

Hubungan yang dimiliki Yoya dan Yang Mulia Cyriaque Vallee ini segera berkembang menjadi hubungan spiritual. Yoya mengalami gangguan pendengaran dan bicara tetapi ketika Yang Mulia Cyriaque Vallee bertemu dengannya, dia tidak terganggu oleh hal itu. Kebanyakan orang tidak akan memilih pasangan hidup dengan beberapa disabilitas. Namun, Yang Mulia Cyriaque Vallee merasa keterbatasan lahiriah ini tidak masalah karena ia dapat melihat orang yang sangat positif di dalam diri Yoya. Ketika dia bertemu dengannya, dia mengatakan kepadanya bahwa dia ingat Beethoven yang merupakan salah satu komposer paling terkenal dan berpengaruh. Namun, Beethoven yakin dia ingin menjadi tuli sepenuhnya agar dia bisa membuat musik yang lebih baik. Musik Jiwa dapat tercipta ketika seseorang mendengar musik dari dalam diri. Oleh karena itu, Yang Mulia Cyriaque Vallee memiliki firasat yang kuat bahwa ketulian Yoya sebenarnya adalah kekuatannya. Sebaliknya ketidakmampuannya untuk mendengar membuat dia lebih terhubung dengan Yang Ilahi, hal itu tidak pernah menjadi batasan.

4. Memulai latihan spiritual dan mengalami tekanan spiritual

Bertemu Yoya hari itu adalah saat yang tepat dalam membuka jalan bagi perjalanan spiritual yang sebenarnya. Pada bulan Februari 1999 Yang Mulia Cyriaque Vallee melakukan perjalanan ke Milano, Italia. Di situlah Yoya dan dia datang bersama untuk kedua kalinya. Yang Mulia Cyriaque Vallee mengenang, “Pagi itu, sebelum bertemu dengannya, saya mendapat pengalaman unik. Saya sedang mandi, dalam perasaan gembira dan saya menyanyikan sebuah lagu. Namun pada suatu saat sebuah suara keluar dari diri saya dan mengulangi ‘Ave Maria’ (Salam Maria) tiga kali. Saya tidak bisa bergerak dan bulu kuduk saya berdiri. Saya menjadi sangat bingung karena saya merasa bukan saya yang mengatakan itu.

 “Sore itu, saya bertemu Yoya di kantornya. Kemudian di malam harinya saya pergi  ke rumah mereka bersama Yoya dan juga ibunya, Dragana,  kami mulai berbicara tentang Spiritualitas sekali lagi. Dragana dan Yoya telah memulai latihan spiritual saat itu, jadi mereka memperkenalkan saya pada chanting. Saya terkejut ketika mengingat pengalaman mengucapkan nama Bunda Maria, dalam bahasa Prancis, pagi itu di kamar mandi. Saya ingat bahwa Dragana memberi tahu saya beberapa poin tentang Spiritualitas. Rasanya poin-poin tersebut seperti memukul diri saya dari dalam dan saya menangis dalam hati. Saya juga kehilangan kesadaran tubuh fisik saya.

“Saya langsung mulai untuk chanting. Saya ingat melakukan perjalanan selama beberapa hari, dan saya chanting sepanjang waktu. Ketika saya kembali, saya mengundang Yoya dan ibunya untuk makan malam di sebuah restoran. Dragana duduk di sebelah kanan saya dan sepanjang malam, Dragana mulai gelisah karena dia bisa merasakan ada arus listrik yang tidak menyenangkan yang mengelilingi saya. Dia mencoba menyentuh bahu kanan saya dan terkejut ketika dia merasakan arus listrik yang hampir membuatnya merasa seperti terbakar. Dia merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi. Kemudian dia meletakkan tangannya di atas dahiku pada jarak sekitar 10 cm. Kemudian dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak tahu mengapa dia meletakkan tangannya di dahi saya.

“Namun bagi saya, pada saat itu, saya dipenuhi dengan kemarahan yang tidak dapat dijelaskan. Aku bangkit dari meja dan pergi ke kamar mandi. Saya sangat marah, saya ingin memecahkan cermin. Kemudian saya mengetahui bahwa saya terpengaruh secara spiritual oleh tubuh halus dari leluhur saya yang telah meninggal. Pengalaman kemarahan yang tidak biasa ini memicu tekad saya untuk melawan tekanan spiritual ini. [Catatan editor: Pengalaman ini dijelaskan dalam studi kasus Yang Mulia Cyriaque Vallee] sebelumnya.

“Dua sampai tiga hari setelah kejadian di restoran, saya pergi dengan Yoya ke rumahnya. Dragana memberi tahu saya bahwa dia telah bertanya kepada Yang Mulia Dr. Athavale tentang alasan kemarahan saya dan apa yang terjadi pada saya. Dia menjawab bahwa penyebab penderitaan saya adalah karena tubuh halus dari leluhur saya yang telah meninggal dan bahwa saya perlu mengucapkan Nama Tuhan Datta untuk mengatasi masalah tersebut.”

Ini adalah salah satu pengalaman spiritual terpenting dalam kehidupan Yang Mulia Cyriaque Vallee — pengalaman yang menanamkan keyakinan padanya dan mendorongnya untuk meningkatkan latihan spiritualnya lebih jauh. Kemudian, pada tahun 2001, seperti yang disarankan oleh Yang Mulia Dr. Athavale, Yang Mulia Cyriaque Vallee menerima penyembuhan spiritual lebih lanjut untuk gangguan yang dia alami dari Yang Mulia Joshi Baba – seorang Suci dari Mumbai, India.

5. Kunjungan pertama ke India dan pernikahan

Yang Mulia Cyriaque Vallee mengunjungi India untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Dia mengingat dengan jelas hari-hari itu. “Pada bulan Desember 1999 saya pergi ke India untuk pertama kalinya, bersama dengan Yoya dan ibunya Dragana. Kami sebelumnya telah bertanya tentang bagaimana jika kami melangsungkan pernikahan di sana.

“Pada tanggal 25 Desember 1999, saya mengundang Yang Mulia Dr. Athavale untuk pernikahan kami. Saya pergi ke kamar-Nya dan kemudian saya bersujud di Kaki Suci-Nya. Seluruh tubuh saya mulai gemetar dan ketika Dia meletakkan tangan-Nya di punggung saya, setelah beberapa detik, semuanya menjadi seperti bola cahaya dan saya tidak dapat melihat apapun selama beberapa menit. Yang Mulia Dr. Athavale berkata, ‘Saya memberi Anda kehidupan baru!’ Kemudian saya mulai menangis  karena tenggelam dalam emosi spiritual, ini merupakan pengalaman luar biasa yang pertama kali saat bertemu dengan Yang Mulia Dr. Athavale.

“Kami mengikuti beberapa satsang dengan Yang Mulia Dr. Athavale, dan saya tidak pernah tahu berapa lama satsang berlangsung dan juga kadang-kadang saya juga tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan. Karena tekanan spiritual yang disebabkan oleh tubuh halus leluhur saya yang telah meninggal, kadang-kadang saya tidak dapat melihat-Nya atau wujud-Nya akan terlihat kabur.

“Yoya dan saya menikah sesuai tradisi Veda pada tanggal 25 Desember 1999. Selama ritual Veda, kami berdua memiliki banyak pengalaman spiritual yang semakin memperkuat kesadaran bahwa hubungan kami ini bersifat spiritual. Mengingat bahwa pernikahan kami adalah untuk latihan spiritual, membantu kami untuk melihat bahwa segala sesuatu tentang pernikahan kami terjadi karena latihan spiritual. Sering kali saya menyadari bahwa Yoya sebenarnya banyak membantu saya dalam proses penghilangan ego dan penghilangan sifat buruk saya karena kepribadiannya berlawanan dengan kepribadian saya.”

6. Kembali ke India dan mendapat penyembuhan spiritual melalui Seorang Suci (Saint)

Pada bulan Februari 2001, Yang Mulia Cyriaque Vallee dan Ibu Yoya Vallee kembali ke India selama enam bulan. Pada saat Yang Mulia Cyriaque Vallee menghadapi tekanan dari arwah leluhur, dia menderita sakit perut yang parah yang menghabiskan semua energinya. Jadi, Yang Mulia Dr. Athavale mengirim Yang Mulia Cyriaque Vallee ke Seorang Suci (Saint), Yang Mulia Joshi Baba, yang biasa melakukan praktek membersihkan gangguan spiritual.

“Yang Mulia Joshi Baba memberi saya mantra pada selembar kertas yang digunakan untuk mengitari tubuh saya dan kemudian saya harus membakarnya, menyimpan abunya dan memakannya dengan sedikit minyak dan madu. Setelah memutarkan kertas tersebut di sekitar tubuh saya beberapa kali, kertas itu tidak dapat terbakar. Dia juga menulis satu mantra di selembar kertas dan meminta saya untuk menyimpannya dalam jimat kecil yang diikat dengan benang merah yang kemudian diikatkan di perut saya.”

Yang Mulia Joshi Baba tidak dapat berbicara bahasa Inggris, tetapi pada satu kesempatan ketika Dia berbicara kepada orang lain, Yang Mulia Cyriaque Vallee merasa seperti Dia sedang berbicara kepada-Nya dan berkata, ‘Setiap kali menghadapi situasi sulit atau apa pun yang terjadi dalam hidup, jangan takut, teruslah chanting, karena chanting adalah yang paling penting dan pada akhirnya hanya chanting yang akan tetap ada.” Kalimat-kalimat ini tetap ada pada Yang Mulia Cyriaque Vallee. Dia terus memakai jimat yang diberikan oleh Yang Mulia Joshi Baba selama hampir 2 tahun.

Kemudian, suatu pagi saat mandi, Yang Mulia Cyriaque Vallee melihat jimat itu hilang dan dia tidak dapat menemukannya di mana pun. Setelah ini, masalah perutnya pun akhirnya berhenti. Sekitar periode waktu yang sama, Yang Mulia Joshi Baba meninggalkan tubuh fisik-Nya. Hal ini memperkuat rasa syukur dalam diri Yang Mulia Cyriaque Vallee atas semua yang dilakukan oleh Yang Mulia Dr. Athavale dan para Orang Suci lainnya untuk dirinya.

7. Latihan spiritual di Eropa

Setelah kembali ke Eropa, Yang Mulia Cyriaque mencoba menerapkan langkah-langkah latihan spiritual yang berbeda. Tetapi tantangannya adalah memikul tanggung jawab duniawi sebagai seorang pria yang sudah menikah, memerangi gangguan spiritualnya dan secara bersamaan melanjutkan latihan spiritual. Dalam fase ini, Yang Mulia Cyriaque Vallee mengorbankan kenyamanannya dan melayani dengan rendah hati melalui berbagai cara yang disebutkan di bawah ini. Inilah yang menyebabkan kemajuan spiritualnya.

“Setelah tahun 2004, energi negatif yang mengganggu Yoya mulai termanifestasi hampir setiap hari. Terkadang saya harus menahannya dengan sekuat tenaga untuk menahan penyihir halus (māntrik) agar tidak melakukan kekerasan. Selama waktu ini, saya tetap dalam satu posisi selama satu jam atau lebih, 2 hingga 3 kali sehari. Beberapa kali setelah manifestasi tersebut, saya merasa sangat lelah dan kadang-kadang saya menderita beberapa luka kecil akibat dari perkelahian dengan energi negatif yang ada dalam diri Yoya yang mana energi negatif termanifestasi dan melakukan kekerasan.

“Anastasia masih kecil, mungkin sekitar 2 tahun. Suatu malam sekitar jam 7 malam. energi negatif yang mengganggu Yoya mulai bermanifestasi dan saya harus menahannya. Saat itu waktu makan malam dan Anastasia menangis karena dia lapar. Aku tidak bisa melepaskan genggamanku pada Yoya untuk mengurus Anastasia. Saya mulai berdoa kepada Yang Mulia Dr. Athavale dan Tuhan memohon bantuan. Tepat pada saat itu Anastasia pergi dan membuka kulkas sendiri. Ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya karena dia saat itu masih terlalu kecil. Dia mulai makan sandwich yang dia temukan di lemari es. Saya mengucapkan syukur dari dalam hati saya.

“Setelah manifestasi selesai, Yoya akan sangat lelah sehingga dia harus tidur atau berbaring. Saya juga merasa lelah, tetapi saya harus melupakan istirahat karena saya harus menjaga Anastasia dan Yoya. Sering kali saya merasa bahwa Tuhan memberi saya energi untuk bertahan dalam rutinitas harian saya. Saya  bangun sekitar jam 5 sampai 6 pagi untuk pergi bekerja hampir setiap hari dan pada saat saya kembali ke rumah, energi negatif pada Yoya  mulai termanifestasi. Kadang-kadang, selama manifestasi saya tetap stabil dan tenang, dan saya tidak begitu terpengaruh setelah manifestasi tersebut. Namun di lain waktu, saya tidak dapat tetap stabil dan setelahnya saya akan terpengaruh.

“Beberapa kali ketika manifestasinya sangat kuat dan situasinya sulit, saya akan berdoa dengan intensitas lebih banyak dan manifestasinya hampir seketika berhenti. Saya menyadari bahwa saya perlu melakukan upaya untuk meningkatkan doa, emosi spiritual dan ketulusan.

“Selama beberapa tahun dari 2003 hingga 2007 saya bekerja penuh waktu dan saya tidak melakukan banyak sēvā, karena harus menjaga Yoya juga. Pada tahun 2007 Yang Mulia Dr. Athavale menyuruh saya untuk mencari pekerjaan yang tidak memakan banyak waktu, sehingga saya dapat meningkatkan seva saya.

“Pada akhir tahun 2007 kami pindah ke kota baru bernama Chartres di mana saya memulai pekerjaan baru yang memberi saya lebih banyak waktu luang. Setelah 2 bulan saya melihat bahwa pekerjaan ini tidak berjalan dengan baik jadi saya memutuskan untuk berhenti. Suatu malam saya berbicara dengan seorang seeker dari Serbia yang dengan santai bertanya kepada saya: ‘Mengapa Anda tidak pindah ke Serbia?’ Ketika dia mengatakan ini, saya merasakan kesadaran Ilahi dan saya bingung mengapa saya merasa demikian. Saya introspeksi secara intelektual apakah mungkin untuk pindah ke sana. Setelah berkonsultasi dengan Dragana yang berada di Beograd pada saat itu, kami menjual sebagian besar furnitur kami dan mengemas semuanya ke dalam satu mobil kemudian berkendara melintasi Eropa untuk tinggal di Beograd. Tujuan utama di baliknya adalah untuk berada di antara para seeker dan untuk meningkatkan latihan spiritual kami.

“Pada April 2008 kami menetap di Beograd dan saya mulai meningkatkan seva setiap hari menjadi 3 hingga 4 jam. Saya merasa sulit untuk duduk di depan komputer untuk waktu yang lama. Pada Januari 2009 kami pergi ke India untuk lokakarya tahunan SSRF. Saat itulah Yang Mulia Dr. Athavale menyuruh kami untuk datang dan tinggal di ashram. Pada bulan Juli 2009 kami memberikan sisa perabotan dan mobil kami kepada para seeker dan kami pindah ke India hanya dengan tiga koper. Dari Paris kami pertama kali pindah ke Chartres dengan truk besar berukuran 22 meter kubik, kemudian dari Chartres ke Serbia dengan mobil penuh barang dan akhirnya dari Serbia ke India hanya dengan 3 koper!”

Catatan Editor: Ada pepatah dalam Spiritualitas bahwa kemajuan spiritual sejati terjadi melalui pengorbanan pikiran, tubuh, kecerdasan, kekayaan dan akhirnya segalanya di Kaki Suci Guru. Kehidupan Yang Mulia Cyriaque Vallee adalah contoh pengorbanan dan kepatuhan terhadap petunjuk Guru.

8. Latihan spiritual di India dan pertumbuhan spiritual

Ketika mereka datang ke India, mereka pertama kali mengunjungi Varanasi dimana Yang Mulia Cyriaque Vallee memiliki pengalaman spiritual yang sangat unik. Mereka berada di tepi sungai Ganga. Yang Mulia Cyriaque Vallee duduk di sana dan memejamkan mata untuk melakukan eksperimen halus. Karena ini adalah kunjungan pertamanya ke Varanasi, dia tidak menyadari bahwa itu adalah tanah tempat Dewa Siwa disembah dan kuil Kashi Vishwanath yang terkenal terletak di sana. Selama eksperimen halus, perlahan pikirannya mendapatkan konsentrasi dan dia bisa merasakan gelombang kesadaran Ilahi (Chaitanya) yang datang dari sungai Ganga dan menyebar ke lingkungan. Dia menceritakan lebih lanjut – “Setelah beberapa detik, saya melihat wujud agung Dewa Siwa dalam meditasi mendalam. Saya bingung mengapa saya melihat Dewa Siwa. Saya merasa bahwa Energi Dewa Siwa sangat tenang dan memancarkan kedamaian (Shānti). Saya melihat bahwa Prinsip Dewa Siwa sangat aktif dan hadir di sungai Ganga dan kota Varanasi. Selain itu saya juga menyadari bahwa Ganga menjadi bagian penting dari India, yang mana adalah sumber kehidupan dari India. Jika Ganga lenyap, India pun akan lenyap.”

Catatan editor: Jika pentingnya sungai Ganga dapat dipahami oleh orang asing, lalu mengapa orang India tidak menjaga kemurnian spiritual sungai Ganga dan berupaya untuk menjaganya tetap bersih dan mencegah pencemarannya?

 

Gambar-gambar tersebut menunjukkan transformasi yang terjadi pada Yang Mulia Cyriaque Vallee, Ibu Yoya Vallee dan Anastasia setelah tinggal di ashram selama 4 tahun.

Perpindahan ke India merupakan perubahan pola pikir bagi Yang Mulia Cyriaque Vallee,Ibu Yoya Vallee dan Anastasia. Beradaptasi dengan budaya, gaya hidup, makanan, dll yang sangat berbeda itu cukup sulit. Yang Mulia Cyriaque Vallee berkata, “Kedatangan ke India kali ini adalah pertama kalinya kami tinggal di India untuk jangka waktu yang lebih lama. Biasanya jadwal saya dalam bekerja hanya selama 2 minggu dan hanya sekali pada Januari 2009 selama 1 bulan penuh. Awalnya saya mengalami kesulitan duduk setiap hari selama berjam-jam untuk melakukan seva di depan komputer dan setelah 2 bulan pikiran saya  mulai gelisah.

 “Pindah ke ashram adalah langkah besar dan tidak semudah yang kami kira karena budayanya berbeda. Di ashram ada sekitar 300 seeker, ada berbagai aturan serta keterbatasan bahasa, dan makanannya juga berbeda. Setelah 6 bulan pertama, saya merasa pikiran saya menolak untuk mencoba menyesuaikan diri dengan cepat dalam melakukan seva di ashram. Seva di ashram dilakukan selama berjam-jam sepanjang hari, setiap hari dan tidak ada hari yang dapat dikatakan seperti ‘Hari ini adalah hari Minggu, saya akan beristirahat’. Dalam gaya hidup sebelumnya, pikiran terbiasa setelah melakukan banyak aktivitas, ingin waktu luang atau tetap berada di zona nyaman.

“Sekarang melihat ke belakang, saya dapat dengan jelas melihat mengapa Yang Mulia Dr. Athavale membawa kami ke ashram, memisahkan kami dari semua yang kami miliki, membantu kami untuk menyesuaikan diri dan memberi kami kemampuan untuk melakukan seva di ashram. Saya menyadari bahwa mungkin bagi kami itu adalah satu-satunya cara kami untuk dapat melakukan latihan spiritual.”

Secara bertahap, Yang Mulia Cyriaque Vallee mampu beradaptasi dan melakukan upaya tulus untuk meningkatkan latihan spiritual. Semua seeker mulai merasa dekat dengannya dan dalam beberapa tahun tingkat spiritualnya meningkat menjadi 62%, dan pada tahun 2012 menjadi 66%. Tanggung jawab satsevanya juga meningkat. Di bawah ini adalah beberapa kualitas yang terlihat dalam dirinya saat dia mengawasi unit SSRF di ashram dan aktivitasnya di seluruh dunia.

 “Yang Mulia Cyriaque Vallee sangat penyayang; dia seperti kakak laki-laki saya, sehingga saya dapat menceritakan semua masalah saya dan tempat untuk mohon bantuan dalam latihan spiritual saya. Dia memiliki kualitas yang sangat unik; bahkan ketika saya mengajukan pertanyaan saat dia sedang sibuk, dia tidak pernah mengabaikan saya dan selalu berusaha untuk membantu menyelesaikan masalah saya. Dia selalu meyakinkan bahwa perubahan akan terjadi dalam diri saya dan bahwa saya akan maju dalam latihan spiritual. Dia memberikan contoh dirinya sendiri ketika menjelaskan setiap sifat buruk atau kejadian/situasi yang membuat saya menjadi lebih dekat dengannya. Dia memiliki banyak emosi spiritual.” – Ibu Shweta Clarke

 “Dalam setiap satsang, email atau dalam komunikasi langsung, Yang Mulia Cyriaque Vallee membantu para seeker dengan memberi dorongan kepada mereka untuk bertahan, menerima situasi atau mempelajari sesuatu yang baru, sedemikian rupa sehingga kesuksesan dalam usaha latihan spiritual mereka tercapai. Saya sendiri telah mengalami ini  berkali-kali dan setiap kali saya membutuhkan dorongan, saya tahu saya dapat meminta bantuan kepada Yang Mulia Cyriaque Vallee.” – Ibu Dragana Kislovski

“Dia selalu mendengarkan para seeker dengan penuh perhatian dan mencoba membantu. Dia melakukan seva dengan penuh semangat dan dengan kesempurnaan. Dia juga mencoba melakukan semuanya tepat waktu.” – Ibu Yoya Vallee

Bahkan para seeker yang sepanjang waktu bersama Yang Mulia Cyriaque Vallee di luar ashram memperhatikan perilaku alaminya dan keadaannya yang tetap terhubung dengan Tuhan. Ibu Bhavini Kapadia mencatat beberapa tauladannya selama dia tinggal di rumahnya di Pune pada April 2014. “Kami memiliki seorang wanita yang datang ke rumah kami untuk membantu bersih-bersih. Terkadang setelah sarapan, ada remah-remah makanan di bawah meja. Pada saat itu, Yang Mulia Cyriaque Vallee segera membersihkannya tidak berpikir bahwa ‘Itu akan dibersihkan nanti oleh orang lain’. Di sini kami menyadari kesalahan kami dan belajar dari tindakan sangat bagus darinya. Terkadang ayah saya pergi berbelanja. Ketika dia kembali, Yang Mulia Cyriaque Vallee membantu membuka pintu seperti anggota keluarga sendiri. Dia kemudian mengambil barang-barang dari tangan ayah saya dan bertanya ‘Apakah anda lelah?’ kemudian membawakan air untuknya.”

9. Yang Mulia Cyriaque Vallee telah bertemu dan satsang dengan banyak Orang Suci


Yang Mulia Cyriaque Vallee hadir dalam bebagai satsang bersama banyak Orang Suci dan telah mempelajari pengetahuan yang tak ternilai harganya dari mereka.

10. Pertumbuhan spiritual melalui satseva

Yang Mulia Cyriaque Vallee berkembang secara spiritual dengan melakukan satseva. Dia menjelaskan upaya yang dia lakukan untuk melakukan seva terus menerus.

“Ketika saya memulai latihan spiritual pada tahun 1999, saya melakukan sangat sedikit seva selama bertahun-tahun, karena gangguan spiritual saya sendiri dan Yoya, dan juga karena pekerjaan dan pikiran saya. Pada satu titik saya menyadari bahwa selama ini saya tidak berusaha dalam aspek latihan spiritual. Saya ingat bahwa dalam latihan spiritual kita harus mempersembahkan tubuh, pikiran, kecerdasan dan kekayaan. Mempersembahkan tubuh dan kekayaan itu mudah dan saya menyadari bahwa pikiran dan intelek dapat dipersembahkan melalui seva. Saya mulai melakukan lebih banyak upaya dalam seva dan saya menyadari bahwa melalui seva kemajuan spiritual saya dapat terjadi. Saya mulai mengabdikan diri pada seva, karena itu membantu saya untuk maju dan mengembangkan kualitas Ilahi dan mengatasi kekurangan kepribadian dan ego saya. Semakin banyak saya melakukan seva, semakin saya  mulai mengalami jenis keadaan yang berbeda, yaitu emosi spiritual dan kebahagiaan.

“Saya tahu bahwa rasa tidak percaya diri adalah hambatan terbesar bagi kemajuan spiritual saya. Khususnya ketika melakukan latihan spiritual untuk masyarakat. Saya mengambil setiap kesempatan untuk mengerjakannya, dengan menghadapi setiap situasi atau mencoba melihat bagaimana saya dapat mengatasi rasa tidak percaya diri dalam situasi itu. Saya mencoba untuk introspeksi mengenai cara yang benar untuk melakukan sesuatu, bagaimana saya harus bersikap dan bertindak dan apa yang tidak boleh saya lakukan karena rasa tidak percaya diri dalam diri saya, sehingga pikiran saya akan siap menghadapi situasi. Saya berdoa dengan tulus kepada Tuhan dan Yang Mulia Dr. Athavale karena saya merasa ini adalah sesuatu yang tidak dapat saya atasi. Saya juga melakukan banyak autosugesti.

 “Saya memiliki beberapa pengalaman spiritual ketika saya mulai melakukan latihan spiritual untuk masyarakat (samashṭi sādhanā). Ketika saya sedang melakukan ceramah di sebuah lokakarya tentang pentingnya latihan spiritual samashti, tiba-tiba saya mengalami banyak kebahagiaan. Pengalaman itu begitu kuat sehingga memberi saya kesadaran bahwa hanya melalui latihan spiritual samashti kita dapat mengalami keadaan seperti ini. Saya mulai berusaha lebih keras untuk mengembangkan kualitas agar dapat melakukan dan mempelajari latihan spiritual samashti.

“Baru-baru ini ketika kami mengadakan pertemuan spiritual untuk merencanakan penyebaran Spiritualitas, untuk pertama kalinya saya mengalami perasaan damai yang kuat. Itu memberi saya semangat untuk melakukan lebih banyak latihan spiritual demi masyarakat. Sama seperti saya mendapat manfaat dari pengetahuan yang disampaikan melalui SSRF dan dari latihan spiritual, serta dari bagaimana hal itu membantu mengatasi ketidakbahagiaan dan penderitaan kami dan membawa kami menuju kebahagiaan hakiki, saya merasa bahwa setiap orang harus memiliki akses ke pengetahuan ini, menerapkannya dalam hidup mereka dan mengalaminya.”

11. Mencapai tingkat Kesucian

Kemajuan dari tingkat spiritual 60% untuk mencapai Kesucian membutuhkan upaya yang khusus. Yang Mulia Cyriaque Vallee melewati rintangan itu dengan kerinduan dan emosi spiritual. Dia menjelaskan di bawah ini, upaya apa yang dia lakukan. “Pada tahun 2010 tingkat spiritual seorang seeker yang saya kenal dengan baik dinyatakan berada pada tingkat spiritual 60%. Ketika saya melihat momen itu di video dan melihat bagaimana dia mengalami emosi spiritual, bagaimana dia merasakan rasa syukur dan kehadiran Yang Mulia Dr. Athavale, hal itu sangat menyentuh saya. Saya menyadari bahwa saya sedang melihat tingkat spiritual 60% dari sudut pandang yang salah. Saya ingin mencapai 60% dengan ego yang mana saya ingin mencapai 60%, tetapi tingkat spiritual 60% bukan tentang jumlah. Melainkan tentang seberapa banyak seseorang merasakan Yang Mulia Dr. Athavale dan Tuhan di dalam dirinya, dan seberapa banyak emosi spiritual dan rasa syukur yang dialami seseorang. Saya menyadari bahwa saya kurang dalam semua poin ini. Hari itu saya merasa telah menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun dan saya mulai fokus pada upaya yang seharusnya saya lakukan.

“Saya berusaha meningkatkan seva, meningkatkan doa dan saya mencoba melakukan segalanya dengan cara yang lebih sempurna. Saya merasa bahwa Tuhan membantu saya, dan ketulusan saya lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.

“Berikut ini adalah cara utama yang saya coba ubah:

  • Saya akan mencoba untuk lebih serius dalam proses pengurangan sifat buruk. Saya tidak mau mendengarkan pikiran saya, dan berkali-kali saya mencoba melawan pikiran saya. Misalnya jika saya membuat beberapa kesalahan dan pikiran saya memberikan pembenaran, saya mencoba untuk menghentikannya dan melihat kekurangan yang menyebabkan kesalahan itu terjadi. Contoh lain adalah ketika saya memiliki beberapa seva yang berbeda, termasuk membuat beberapa laporan atau tabel, dan saat pikiran saya mengatakan ‘Tabel ini sulit, saya akan mengerjakan laporan yang lain terlebih dahulu’, maka saya akan melakukan kebalikan dari apa yang pikiran menyuruh saya melakukannya. Suatu kali saya duduk melakukan seva selama 2 jam atau lebih dan saya memiliki pikiran untuk istirahat dan makan makanan ringan tetapi kemudian pikiran lain mendorong saya duduk kembali untuk seva. Rasanya seperti tangan Tuhan yang menahan saya untuk tetap duduk dan saya terus melanjutkan seva saya.
  • Untuk menghilangkan ego, saya akan berusaha untuk tidak menyembunyikan reaksi saya di depan para seeker dan sebaliknya memberi tahu pada mereka. Saya akan berusaha untuk tidak melindungi citra saya di depan orang lain.
  • Saya akan melakukan penebusan dosa seperti bangun jam 5:30 pagi untuk melakukan seva. Saya ketat dengan diri sendiri dan  merasa menyesal untuk kesalahan kecil. Saya memiliki kekurangan yaitu terburu-buru dan ketidaksabaran yang menyebabkan saat menulis email ada kesalahan ejaan. Saya akan mengambil penebusan dosa bahkan untuk kesalahan kecil semacam itu.
  • Sering kali saya bangun pagi-pagi sekali dan memulai seva dan kemudian tidur larut malam sekitar tengah malam. Pikiran saya akan memberi tahu ‘Kamu pasti lelah karena kamu bangun pagi-pagi dan sekarang sudah larut jadi kamu lebih baik pergi tidur’, dan kemudian pikiran kedua akan datang dan memberitahuku untuk merasakan sendiri bagaimana keadaanku dan tidak mendengarkan pikiran. Seringkali saya menyadari bahwa saya tidak lelah secara fisik, jadi pada saat itu saya akan begadang.
  • Selama waktu itu, saya merasa bahwa gelora keseriusan dan energi ini tidak datang dari saya, tetapi beberapa energi yang kuat telah membuat saya menjadi fokus dibandingkan dengan keadaan saya yang biasa, dan saya merasa Tuhan yang memberi saya semua energi dan keseriusan ini dan semua ini terjadi karena Rahmat-Nya.”

Yang Mulia Cyriaque Vallee menggambarkan bahwa cintanya kepada Tuhan meletakkan dasar penting bagi perkembangan pribadinya, dan latihan spiritual membantunya untuk  meningkatkannya lebih jauh lagi.

“Sejak saya masih muda, saya selalu memiliki perasaan bahwa saya harus membantu orang lain dan memberi mereka dukungan mental. Saya mencoba untuk melihat segala sesuatu dari perspektif positif bahwa apapun yang terjadi adalah untuk kebaikan. Ketika saya masih muda, ibu saya mengajari saya bahwa orang lain lebih penting daripada saya dan lebih banyak kebahagiaan saat melihat kebahagiaan orang lain daripada kebahagiaan saya sendiri. Di masa lalu, saya memiliki harapan dan merasa bahwa saya harus bersikap baik kepada mereka yang baik kepada saya. Dengan latihan spiritual saya berusaha untuk melihat bagaimana perasaan orang lain, memahami orang lain, dan menyadari bahwa hampir setiap orang memikul beban atau penderitaan dan setiap orang membutuhkan perhatian dan bantuan. Saya melakukan upaya tulus untuk mengurangi sifat buruk seperti menghakimi dan ekspetasi dan mencoba untuk dapat merasa lebih dekat dengan semua orang.”

Kita berdoa di Kaki suci Guru agar kita bisa belajar dari artikel ini dan mampu meningkatkan latihan spiritual kita.

12. Mencapai tingkatan Sadguru

Saat peresmian lokakarya SSRF pada Agustus 2018, Yang Mulia Cyriaque Vallee diumumkan telah mencapai tingkat spiritual 80% dan menjadi Sadguru pertama SSRF (Sadguru adalah Orang Suci antara tingkat spiritual 80-89%). Para seeker di seluruh dunia berbagi tentang banyak kualitas Ilahi dari Sadguru Cyriaque Vallee dan bagaimana Dia telah membantu mereka dalam perjalanan spiritual mereka. Suasana dipenuhi dengan Kebahagiaan dan emosi spiritual. Sebagai bagian dari upacara, ia diberi karangan bunga yang terbuat dari bunga segar. Ketika seorang pencari diumumkan telah mencapai Kesucian atau tingkat lebih lanjut seperti Sadguru dan Paratpar Guru (Orang Suci yang berada pada atau di atas tingkat spiritual 90%), merupakan sebuah kebiasaan untuk menghormatinya dengan karangan bunga. Foto-foto di bawah ini berasal dari upacara tersebut, dimana Sadguru Cyriaque Vallee mengenakan karangan bunga.

Paratpar Guru Dr Athavale membagikan pesan berikut untuk Sadguru Cyriaque Vallee.

Selama beberapa tahun terakhir, Cyriaque telah melakukan latihan spiritual di bawah bimbingan SSRF. Karena keinginannya yang kuat untuk latihan spiritual, mengorbankan segalanya, dia datang bersama keluarganya untuk tinggal di Pusat Penelitian Spiritual dan Ashram. Karena kualitas kerendahan hati, kepolosan, kesetiaannya pada Prinsip, kerinduan yang kuat untuk kemajuan spiritual orang lain, dan emosi spiritual penyerahan diri, ia berkembang pesat dan mencapai Kesucian pada 12 Maret 2013.

Cyriaque telah membuktikan melalui keteladannya sendiri bahwa kerinduan batin untuk latihan spiritual dan realisasi Tuhan tidak memiliki batasan wilayah, bahasa, negara, agama atau budaya. Teladannya sangat langka dan perjalanan spiritualnya yang cepat dari ‘model’ ke ‘Saint’ lalu menjadi ‘Sadguru’ adalah inspirasi bagi semua seeker di seluruh dunia.

Cyriaque telah menjadi Sadguru pertama SSRF, mencapai tingkat spiritual 80%.

Saya yakin bahwa kemajuan spiritual Sadguru Cyriaque Vallee selanjutnya akan sama cepatnya.

– Paratpar Guru Dr Athavale pada 4 Agustus 2018