ind_l_is-social-service-considered-spiritual-practice

1. Sudut pandang umum atas pelayanan sosial dan latihan spiritual

Ketika para pencari Tuhan (seeker) baru datang untuk mengikuti lokakarya spiritual yang dilangsungkan oleh Spiritual Science Research Foundation dan Universitas Spiritualitas Maharshi, beberapa dari mereka mengungkapkan keinginan mereka untuk mengambil bagian dalam beberapa bentuk pelayanan sosial sebagai sarana untuk meningkatkan latihan spiritual mereka, membantu orang lain, atau sebagai tujuan hidup mereka. Banyak orang merasa bahwa mereka melayani Tuhan YME ketika mereka terlibat dalam pelayanan sosial bagi kemanusiaan seperti membantu orang miskin, memberikan bantuan medis, mendidik anak-anak miskin, memberikan sumbangan ke organisasi amal, membantu orang di saat bencana, menjaga orang lanjut usia, dll.  Mereka merasa bahwa melalui berbagai kegiatan tersebut dan pengorbanan pribadi bagi orang lain, pertumbuhan rohani mereka terjamin. Ada berbagai LSM yang mempekerjakan ribuan relawan dengan keinginan yang sama; mereka semua memiliki tujuan mulia untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Terkadang seseorang memiliki kualitas seorang pencari Tuhan, tetapi tidak tahu bahwa ia adalah seorang pencari. Mereka sering menggunakan kualitas pencari Tuhan (misalnya: kerelaan berkorban dan memikirkan orang lain) dalam diri mereka untuk pelayanan sosial, karena mereka tidak tahu cara lain untuk bertumbuh secara spiritual selain daripada membantu orang.

Adalah persepsi umum di seluruh dunia bahwa membantu orang miskin dan tertindas adalah tindakan mulia, dan merupakan tindakan yang sangat dihargai dalam masyarakat. Oleh karena itu bisa dimengerti bahwa beberapa pencari Tuhan sangat terkejut ketika kami memberitahu mereka bahwa pelayanan sosial tidak dapat disamakan dengan latihan spiritual.  Hal ini sangat membingungkan bagi banyak pencari Tuhan karena banyak pemimpin spiritual di dunia secara aktif menyarankan aksi kemanusiaan.

Jadi mengapa upaya tulus dalam pelayanan sosial untuk membantu orang lain tidak dapat disamakan dengan latihan spiritual dan karenanya bisa jadi tidak menghasilkan pertumbuhan spiritual yang diinginkan oleh seorang pencari Tuhan? Meskipun hal ini mungkin bukanlah konsep yang mudah dimengerti di dunia sekarang ini, dalam artikel ini kami akan menjelaskan alasan di balik konsep ini sehingga para pencari Tuhan yang sungguh-sungguh berjuang untuk pertumbuhan spiritual dapat menginvestasikan waktu dan upaya mereka pada apa yang benar-benar penting. 

2. Konsep Spiritual Dasar yang harus dipahami

Sebelum kita melanjutkan lebih jauh, kami telah merangkum beberapa konsep spiritual dasar yang harus diketahui para pembaca sehingga kita semua ada pada pemahaman yang sama ketika kami menyajikan perspektif spiritual tentang masalah ini.

Mari kita mulai dengan – terdiri dari apakah kita? Setiap manusia terdiri dari tubuh fisik, energi vital (yang merupakan suatu tipe spiritual dari energi atau energi kehidupan kita), pikiran (yang merupakan pusat dari perasaan dan emosi kita berdasarkan impresi-impresi dari kehidupan sebelumnya), intelek (yaitu keputusan yang kita buat dan kemampuan analisis), ego halus, dan Jiwa (yaitu prinsip Tuhan YME di dalam setiap kita). Ketika kita mati, kita meninggalkan tubuh fisik kita di bumi dan tubuh halus kita bergerak ke alam baka. Badan halus terdiri dari pikiran, intelek, ego halus, dan Jiwa. Semua manusia mencari kebahagiaan dan mereka melakukannya melalui panca indera, pikiran dan intelek. Namun, seperti yang kita semua tahu, semua kebahagiaan hanyalah sementara, karena hal-hal duniawi yang menjadi dasar/alasan kebahagiaan kita akan terus berubah.

Jiwa, di sisi lain, adalah komponen dari Tuhan YME dan merupakan sifat alami diri yang kekal dan sejati. Sifat Jiwa digambarkan sebagai Kebenaran Mutlak, Kesadaran Mutlak dan Kebahagiaan Sejati (Bliss). Kebahagiaan Sejati adalah bentuk superlatif kebahagiaan yaitu tingkat tertingginya dan merupakan kualitas dari prinsip Tuhan YME yang tidak pernah berubah. Di suatu tempat di dalam diri kita semua, Kebahagiaan Sejati dari Jiwa menunggu untuk ditemukan, namun kita tidak mampu mengaksesnya karena kita terlalu fokus pada mengalami kebahagiaan atau kepuasan melalui panca indera, pikiran, dan kecerdasan dari berbagai kegiatan kita dan dari dunia di sekitar kita.

Latihan spiritual adalah kegiatan yang membantu kita untuk memahami dan mengalami sifat sejati kita yang Ilahi. Ini membantu kita memahami dan mengalami bahwa kita sebenarnya bukanlah panca indera, pikiran, dan intelek, melainkan Jiwa yang secara intrinsik ada di dalam diri kita. Panca indera, pikiran dan intelek dan dunia fisik di sekitar kita bersama dengan dunia halus (dimensi spiritual), dikenal sebagai Maya atau Ilusi Besar. Yang mana membuat kita menjauh dari kesadaran akan keadaan kita yang sebenarnya yang merupakan Jiwa atau prinsip Tuhan YME.

Juga, ini bukan pertama kalinya kita telah lahir, dan untuk sebagian besar dari kita, ini bukanlah terakhir kalinya kita akan mati. Menurut hukum Karma atau takdir kita akan menjalani siklus kelahiran dan kematian berkali-kali untuk menyelesaikan akun memberi-dan-menerima kita dengan orang lain.

Ketika kita menyakiti orang lain dan memberi mereka rasa sakit, kita menciptakan akun memberi-dan-menerima negatif dengan mereka, dan menurut hukum Karma, kita harus menerima jumlah yang sama dari rasa sakit dari mereka. Bagi sebagian dari kita, ini dikenal sebagai membayar dosa seseorang. Atau, jika seseorang berbuat baik kepada orang lain dan mereka mengalami kebahagiaan, seseorang mendapat pahala, ia harus dilahirkan kembali lagi untuk menikmati buah dari pahala mereka. Kesan/impresi dari akun memberi-dan-menerima tersebut akan disimpan pada bagian pikiran bawah sadar yang kita bahas sebelumnya. Di era saat ini, sekitar 65% dari kehidupan kita ditakdirkan dan didasarkan pada karma dari kehidupan sebelumnya. 35% lainnya dari kehidupan kita dapat dihidupi sebagaimana kehendak bebas kita. Untuk tujuan artikel ini, kita perlu memahami bahwa jika kita menggunakan kehendak bebas kita untuk membantu orang, umumnya ini menghasilkan pertambahan pahala atau akun memberi-dan-menerima yang positif karena tindakan itu memberi orang lain suatu kebahagiaan.

Penting untuk dicatat bahwa baik pahala maupun dosa menahan kita dalam siklus kelahiran dan kematian karena kita terus dilahirkan lagi dan lagi untuk menyelesaikan sebagian kecil dari akumulasi akun memberi-dan-menerima kita. Baik kegiatan yang menghasilkan pahala maupun dosa tidak akan membantu kita untuk memahami dan mengalami bahwa panca indera, pikiran dan intelek adalah bagian dari Maya yang bukan bentuk Ilahi sejati kita yang merupakan Jiwa. Dan karenanya, kedua jenis kegiatan tersebut tidak dianggap sebagai latihan spiritual.

Tujuan spiritual dari kehidupan kita ada dua: pertama, untuk menyelesaikan akun memberi-dan-menerima kita (positif atau negatif) dan kedua, untuk bertumbuh secara rohani melalui latihan spiritual.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang konsep-konsep dasar spiritual dan kehidupan, kami sarankan Anda membaca artikel berikut, karena artikel-artikel berikut memberikan penjelasan rinci tentang setiap topik.

3. Mengapa membantu orang melalui pelayanan sosial tidak sama dengan latihan spiritual

Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat kita ingat ketika memutuskan apakah kita (pencari dengan tujuan pertumbuhan spiritual) harus melibatkan diri dalam pelayanan sosial.

  1. Akar penyebab penderitaan: akar penyebab mengapa orang menderita adalah karena mereka memiliki akun memberi-dan-menerima negatif atau karma negatif karena melakukan dosa di kehidupan yang lalu. Akibatnya, mereka harus merasakan ketidakbahagiaan dalam kehidupan sekarang. Tidak mudah untuk menonton orang lain menderita dan sangat alamiah jika kita ingin meringankan penderitaan mereka. Namun, di tingkat spiritual, pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri ketika orang menderita adalah, apakah Tuhan juga melihat? lalu mengapa Ia tidak ikut campur? Betapapun Ia Maha Kuasa dan Ia dapat meringankan penderitaan seseorang dalam waktu singkat. Namun Ia tidak ikut campur karena mereka yang tenggelam/berakar pada Maya (Ilusi Besar/Keduniawian) terikat oleh hukum Maya. Orang tersebut (yang merupakan kebanyakan populasi dunia saat ini) harus menjalani penderitaan akibat dari tindakan atau pengabaian mereka yang menyakiti orang lain di masa lalu. Dalam Kerajaan Tuhan, semuanya adil. Jika seseorang telah memberikan rasa sakit kepada orang lain, ia harus menderita dengan karma buruk. Tuhan tidak berkompromi akan hukum ini demi meringankan penderitaan mereka.
    Untuk rata-rata orang di zaman Kaliyug (juga dikenal sebagai Era Perselisihan), kebutuhan materialistis, emosional, dan intelektual adalah pendorong utama di balik tindakan mereka. Karena mereka sepenuhnya tenggelam di dalam Maya (Ilusi Besar/Keduniawian), hukum Karma menjadi kaku. Bagi mereka, sebagaimana seseorang menabur, maka orang tersebut akan menuai – jika tidak dalam kehidupan saat ini, maka di kehidupan yang akan datang. Tuhan tidak akan campur tangan.
  2. Jadi siapa yang Tuhan bantu: Tuhan campur tangan untuk membantu hanya orang yang benar-benar bertujuan akan realisasi Tuhan. Orang-orang tersebut seiring latihan spiritual mereka, mulai melepaskan diri dan keluar dari Maya (atau ilusi duniawi yang kebanyakan orang menganggapnya sebagai realitas). Mereka hanya mencari Sang Ilahi yang berada di luar Maya. Tuhan YME secara aktif campur tangan bila diperlukan untuk pencari Tuhan tersebut dan menghilangkan hambatan dalam latihan spiritual mereka yang mungkin menghalangi kemajuan spiritual mereka. Oleh karena itu, Tuhan YME tidak pernah membantu pada tingkat psikologis, tetapi hanya pada tingkat spiritual. (Harap dicatat, bahwa hanya jika latihan spiritual seseorang sesuai dengan 6 prinsip dasar latihan spiritual barulah hal itu akan efektif.)
  3. Apa yang terjadi ketika kita berderma: Ketika seseorang berderma kepada organisasi amal, LSM atau orang yang membutuhkan, hal itu ada pada tingkat psikologis dan hanya menjerat kita lebih jauh di dunia Maya (Ilusi Besar). Hal ini karena dari perbuatan baik di dunia Maya tersebut, seseorang memperoleh pahala. Untuk menyelesaikan pahala juga, seseorang harus lahir kembali dan menjalani takdir yang baik. Hanya latihan spiritual lah yang dapat membakar semua Karma seseorang dan membantu seseorang untuk keluar dari siklus kelahiran kembali. Ini menihilkan pahala dan dosa seseorang dari akumulasi takdirnya. Dengan demikian, dari perspektif spiritual murni, daripada membuang-buang waktu dalam membantu orang melalui pelayanan sosial, seseorang harus mencoba untuk meningkatkan latihan spiritualnya sendiri dan membantu orang lain juga untuk maju secara spiritual. Membantu orang lain maju secara spiritual sebenarnya dianggap bantuan yang benar dari perspektif spiritual. Pelayanan kepada Tuhan YME dan upaya kemanusiaan yang sejati adalah menyebarkan Spiritualitas dan membantu orang lain untuk maju secara spiritual.

    Sejalan dengan keinginan Tuhan YME, para orang Suci dan para Guru sejati tidak mencampuri takdir siapa pun. Ini berarti bahwa mereka tidak membuang-buang waktu mereka dalam membantu orang dengan menyembuhkan masalah duniawi – seperti penyakit mematikan, masalah keuangan, pertikaian antara anggota keluarga, dll. Mereka hanya membantu orang yang benar-benar berkeinginan akan realisasi Tuhan. Setelah seorang Guru mengetahui bahwa seseorang benar-benar berkeinginan akan realisasi Tuhan, maka mereka melakukan segala sesuatu untuk membantu mereka maju secara rohani. Seorang Guru juga dapat melimpahkan rahmat-Nya kepada si pencari Tuhan dan mengurangi takdirnya. Hal ini hanya terjadi jika keinginan orang itu menuju realisasi Tuhan sangat kuat dan si pencari telah melakukan upaya sangat tulus untuk kemajuan spiritual.

  4. Lingkup terbatas pelayanan sosial: Ketika seseorang melakukan pelayanan dengan memberi sedekah kepada orang miskin dan mereka yang membutuhkan, berapa banyak orang yang dapat dibantu, dan untuk berapa lama? Kapasitas kita semua terbatas. Sebagai contoh, katakanlah seseorang memberikan Rp 1 juta kepada sejumlah orang miskin, itu hanya akan menyediakan bantuan bagi mereka untuk sementara dan menyediakan makanan di meja mereka. Tapi ini tidak memperbaiki situasi mereka selamanya. Setelah beberapa hari mereka akan kembali kehabisan uang untuk membeli makanan. Dengan cara ini berapa banyak orang yang benar-benar bisa ditolong oleh seseorang? Kapasitas dan sumber daya seseorang terbatas dan orang-orang dengan masalah di dunia ini tidak terbatas.

    Ada pepatah, ‘berikan seseorang ikan dan Anda telah memberinya makan untuk satu hari; ajarlah seseorang memancing dan Anda akan memberinya makan untuk seumur hidup’. Dalam hampir semua kasus, adalah takdir seseorang yang membawa ia ke dalam kemiskinan. Jika takdir seseorang menyatakan ia harus menjadi miskin atau memiliki masalah tertentu, maka hanya latihan spiritual yang dapat membantu membakar karma negatif dan meringankan masalahnya. Jadi mengajar seseorang bagaimana melakukan latihan spiritual adalah seperti mengajarnya bagaimana memancing daripada hanya memberinya beberapa ikan. Ini adalah bentuk bantuan yang jauh lebih berkelanjutan dan memungkinkan ia keluar dari siklus kelahiran dan kematian. Sebagai langkah dasar, seseorang dapat mengajar sesamanya untuk mengucapkan secara berulang (chanting/dzikir) Nama Tuhan YME sebagai bentuk latihan spiritual.

  5. Meningkatkan efektivitas membantu orang: Setelah memperjelas bahwa membantu orang lain memulai dan mempertahankan latihan spiritual mereka adalah bentuk tertinggi dari segala jenis bantuan, sekarang mari kita lihat bagaimana kita dapat membuat ini lebih efektif. Jika kita sendiri tidak melakukan latihan spiritual, kata-kata kita akan memiliki lebih sedikit makna ketika kita memberitahu orang lain untuk memulai latihan spiritual.

    Ketika seseorang memulai latihan spiritual, maka seiring seseorang tumbuh secara spiritual, kesadaran Ilahi (Chaitanya) dalam suara dan upaya seseorang juga tumbuh, maka Tuhan YME akan lebih banyak menggunakan kita sebagai alat untuk melaksanakan misi-Nya dalam membantu umat manusia bertumbuh secara rohani. Jika orang biasa mengharapkan perdamaian dunia, atau untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik, hal itu hanya akan menjadi angan-angan kosong. Namun, jika seseorang yang berevolusi spiritual mengharapkan sesuatu, bahkan sebuah pemikiran selintas ‘semoga itu terjadi’ dalam pikiran seorang Guru, sudah cukup untuk terjadinya suatu peristiwa. Tidak ada syarat lain yang diperlukan. Namun, ini hanya mungkin dalam kasus Seorang Suci yang tingkat spiritualnya melebihi 80%. Hal ini karena Orang Suci tidak lain adalah bentuk manifestasi dari Tuhan YME sendiri. Prinsip Guru adalah prinsip Tuhan di Alam Semesta yang bertanggung jawab untuk membimbing para pencari Tuhan (seekers) menuju realisasi akan Tuhan YME. Pada tingkat spiritual tertinggi bahkan keinginan sekalipun tidak diperlukan, hanya sekedar kehadiran sudah cukup. Sebuah analogi yang baik untuk menggambarkan hal ini adalah kehadiran Matahari. Ia membangunkan semua orang di pagi hari dan membuat bunga-bunga mekar ketika ia terbit. Hal ini terjadi cukup dengan kehadirannya. Matahari tidak meminta siapa pun untuk bangun atau bunga-bunga untuk mekar. Misi dari Guru pada tingkat spiritual lebih dari 90% adalah pada tingkatan ini.

  6. Penggunaan waktu kita yang paling efektif: Waktu kita di Bumi terbatas. Setelah kita menyadari pentingnya latihan spiritual dan bahwa itu adalah salah satu alasan utama kita dilahirkan, maka semua upaya kita idealnya harus disesuaikan untuk latihan spiritual. Kita juga harus menggunakan kebijaksanaan kita untuk melakukan latihan spiritual yang paling efektif.

    Mari kita lihat sebuah contoh untuk memperjelas hal ini lebih lanjut. Anggaplah seseorang memiliki kesempatan untuk berinvestasi di 3 bank yang aman, masing-masing menawarkan suku bunga yang berbeda dari 5%, 10% dan 11,5%. Bank yang mana yang akan ia pilih untuk berinvestasi? Orang tersebut akan segera merespon dengan memilih bank yang menawarkan 11,5%.

    Sejalan dengan contoh bank di atas, sebagai pencari Tuhan, kita harus sama-hati-hatinya ketika memutuskan latihan spiritual dimana kita akan menginvestasikan diri di dalamnya. Melakukan latihan spiritual pada tingkatan yang sama sepanjang hidup hanya akan menyebabkan stagnasi. Tanggung jawab terletak pada kita untuk membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan efektivitas latihan spiritual. Tidak tahu bukanlah alasan. Kita harus berada dalam mode belajar sepanjang waktu tentang bagaimana kita dapat meningkatkan latihan spiritual kita.

    Dalam hal pelayanan sosial, sisi positif pelayanan sosial adalah bahwa itu membantu kita untuk mengurangi pikiran tentang diri kita sendiri semata. Hal ini membantu kita untuk mengembangkan sikap pelayanan dan mengajarkan kita bagaimana untuk berkorban. Semua ini adalah kualitas penting untuk kita miliki jika kita ingin membuat kemajuan spiritual. Jadi pelayanan sosial dapat dianggap sebagai salah satu batu loncatan untuk latihan spiritual yang sebenarnya.

    Namun sisi negatifnya adalah sebagai berikut:

    • menciptakan pahala pada akumulasi akun karma, dimana kita harus lahir kembali untuk menyelesaikannya
    • membuat kita merasa bahwa Maya (Ilusi Besar/Keduniawian) adalah realitas
    • memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kesan emosionalisme dalam pikiran kita
    • dan kebanggaan dan ego kita selalu meningkat karena pikiran tentang apa yang telah kita capai.

    Semua faktor ini merugikan bagi kemajuan spiritual kita. Dengan melakukan pelayanan sosial, sangat jarang seseorang bisa maju secara spiritual bahkan jika dilakukan di bawah bimbingan seseorang yang dianggap pemimpin spiritual. Untuk rata-rata orang yang sangat egois dan hanya fokus pada dirinya, tidak masalah bahwa sebagai langkah pertama setidaknya ia bisa membantu orang lain. Ini membantu mereka untuk mengangkat dirinya keluar dari pandangan yang selalu berpusat pada ‘saya dan keluarga saya’, dan setidaknya berpikir tentang orang lain.

    Kelemahan lain bagi mereka yang melakukan pelayanan sosial adalah bahwa mereka biasanya melakukannya sesuai keinginan mereka sendiri/demi faktor merasa ‘menjadi orang baik’ dan tidak berada di bawah bimbingan otoritas spiritual. Oleh karena itu mereka memperkuat kesan dalam pikiran mereka bahwa pelayanan sosial itu baik dan terus menyukai tindakan itu dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya. Akibatnya, seorang pencari Tuhan dapat membuang banyak kelahiran tanpa membuat kemajuan spiritual apapun.

    Untuk para pencari Tuhan yang benar-benar berkeinginan akan realisasi Tuhan, mereka tidak perlu membuang-buang waktu mereka dan sebagai gantinya memfokuskan seluruh energi dan sumber daya mereka untuk melakukan latihan spiritual dan bergerak menuju realisasi Tuhan.

  7. Sesuai jalan Karmayoga: Beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengikuti jalan Karmayoga atau Jalan Tindakan dan karenanya mereka melakukan pelayanan sosial. Sebenarnya untuk berlatih jalan Karmayoga, dua kondisi harus dipenuhi:

    a. Karmayoga berarti melakukan suatu tindakan tanpa pengharapan akan hasilnya dan tanpa sikap sebagai pelaku. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit dicapai. Seseorang selalu memiliki beberapa harapan akan hasil dan beberapa perasaan sebagai pelaku ketika melakukan tugas. Sikap pelaku berarti merasa bahwa tugas diselesaikan karena panca indera, pikiran dan intelek seseorang.

    b. Jika seseorang membantu orang lain, maka orang itu haruslah yang layak mendapat bantuan. Dari perspektif spiritual, mereka yang akan menggunakan bantuan untuk bertumbuh secara spiritual dan yang bertujuan untuk pertumbuhan spiritual adalah yang dianggap layak. Jika seseorang membantu seorang pencari Tuhan sehingga ia akan tumbuh secara spiritual, maka tidak ada proses ‘memberi-dan-menerima’ yang terjadi. Tuhan YME membantu para pencariNya, sehingga ketika kita membantu para pencari Tuhan, kita memperoleh kualitas Tuhan YME dan kita sesungguhnya mengalami kemajuan secara spiritual.

    Beberapa orang merasa bahwa ada Tuhan YME di dalam diri setiap orang, dan dengan membantu orang-orang yang membutuhkan, mereka melayani prinsip Tuhan YME dalam diri orang lain. Ini adalah konsep yang salah. Seseorang mungkin perlu bantuan, tetapi Jiwa atau prinsip Tuhan YME dalam orang itu pada prinsipnya tidak membutuhkan bantuan. Dari perspektif spiritual, pelayanan yang benar untuk Tuhan YME dan untuk kemanusiaan adalah menyebarkan Spiritualitas dan membantu orang lain untuk menjalankannya – ini adalah bentuk tertinggi dan paling murni dari pelayanan sosial karena membantu orang untuk keluar dari siklus kelahiran dan kematian dan mengalami Kebahagiaan Sejati (Bliss).

4. Ringkasan

Godaan pelayanan sosial bagi mereka yang ingin membuat perbedaan di dunia ini dapat dipahami. Seorang pekerja sosial mampu melihat hasil positif yang nyata dari kontribusi mereka kepada masyarakat. Namun betapa pun memuaskannya suatu pengalaman menolong orang lain, segala pekerjaan positif dalam Maya (Ilusi Besar/Keduniawian) akan memberi kita buah hanya dalam Maya saja, yang merupakan pertambahan pahala dalam karma atau penambahan kebahagiaan duniawi seseorang. Bagi para pencari Tuhan sejati, di mana tujuannya adalah realisasi Tuhan dan pengalaman Kebahagiaan Sejati (Bliss), perjalanan spiritual harus berbeda dan latihan spiritual seseorang perlu menjadi semakin halus.

Di SSRF kami merekomendasikan 8 langkah latihan spiritual untuk memastikan kemajuan spiritual yang lebih cepat. Langkah-langkah ini dapat membantu Anda memulai atau memperkuat latihan Anda saat ini. Banyak pencari Tuhan di bawah bimbingan SSRF pernah melakukan beberapa bentuk pelayanan sosial. Namun, ketika mereka memulai latihan spiritual sebagaimana yang dibimbingkan, mereka mulai mengalami pengalaman spiritual yang lebih tinggi dan menyadari keterbatasan pelayanan sosial.