Makna memberi makan burung gagak dalam ritual Shraddha selama periode Pitrupaksha

Ringkasan : Tahukah Anda bahwa Anda dapat melakukan sesuatu untuk membantu leluhur Anda yang telah meninggal di akhirat?  Artikel ini menjelaskan mengapa burung gagak yang mematuk persembahan makanan yang dibuat untuk para leluhur yang sudah meninggal dalam ritual Shraddha menunjukkan bahwa mereka sedang ditolong.

makna spiritual dari burung gagak yang mematuk persembahan makanan dalam ritual Shraddha

1. Pentingnya secara spiritual membantu leluhur kita yang telah meninggal terutama selama Pitrupaksha (dwi minggu untuk leluhur yang telah meninggal)

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa mereka dapat terlibat dan membantu leluhur mereka yang telah meninggal di akhirat.

Hal ini terutama terjadi selama dwi mingguan untuk leluhur yang telah meninggal (dikenal sebagai Pitrupaksha).  Periode ini jatuh pada Musim Gugur di Belahan Bumi Utara dan merupakan saat di mana leluhur kita yang telah meninggal berada paling dekat dengan Bumi atau keberadaan dalam alam fisik.  Tanggung jawab untuk membantu leluhur kita yang telah meninggal ada pada kita sebagai keturunannya.

Dikatakan bahwa periode antara kematian dan kelahiran berikutnya bagi tubuh halus arwah leluhur adalah seperti masa janin di dalam rahim, bayi yang belum lahir ke dunia.  Sebagaimana perawatan dilakukan untuk memastikan pertumbuhan janin yang sehat di dalam rahim, perawatan arwah leluhur perlu dilakukan melalui berbagai ritual spiritual seperti ritual Shraddha.

Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya – ‘Mengapa leluhur saya yang telah meninggal membutuhkan bantuan di akhirat?’

Sebenarnya, sebagian besar leluhur kita yang telah meninggal  membutuhkan bantuan di akhirat.

Di era saat ini, sebagian besar leluhur memiliki banyak keinginan ketika mereka meninggal, dan mereka kekurangan energi spiritual.  Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya latihan spiritual yang tepat atau latihan spiritual yang teratur saat mereka hidup.  Kekayaan, ketenaran, kualifikasi pendidikan, dll tidak memiliki nilai di akhirat.  Satu-satunya hal yang berharga di akhirat adalah energi spiritual dari tubuh halus yang secara langsung berhubungan dengan tingkat spiritualnya, dan tindakan (karma) orang tersebut saat berada di Bumi.  Sebagian besar leluhur kita yang telah meninggal berada pada tingkat spiritual yang rendah.  Akibatnya, tubuh halus mereka tidak memiliki kekuatan spiritual yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir mereka, yang umumnya berada di wilayah Nether (Bhuvarlok) setelah keluar dari alam eksistensi Bumi dan bergerak melalui Wilayah Orang Mati (Martyaloka).

Dalam perjalanan ini, mereka biasanya mengalami banyak kesulitan karena keinginan duniawi mereka sendiri dan rentan terhadap serangan energi negatif.  Mereka membutuhkan bantuan spiritual dari kita keturunannya untuk memberi mereka momentum yang diperlukan dalam perjalanan mereka selanjutnya di akhirat.

Catatan penting: Membantu leluhur kita yang telah meninggal pada akhirnya membantu kita, karena jika kita melakukan ritual akan memberi mereka energi spiritual untuk melanjutkan kehidupan di akhirat, mereka cenderung tidak akan mengganggu dalam hidup kita.  Kedua hal ini baik dari sudut pandang membutuhkan bantuan dan memuaskan keinginan duniawi mereka melalui keturunannya.

2. Hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu leluhur Anda yang telah meninggal

Ada 2 hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu leluhur Anda yang telah meninggal di akhirat

  • Mengucapkan Nama Shri Gurudev Datta : Ini adalah mantra perlindungan spiritual yang memiliki dua tujuan. Mantra ini memberi kita (keturunan) perlindungan spiritual dari masalah yang disebabkan oleh leluhur kita yang telah meninggal dan juga menyediakan energi spiritual untuk memberi mereka momentum di akhirat.
  • Melakukan ritual Shraddha : Dianjurkan juga untuk melakukan ritual Shraddha. Ritual ini adalah upacara khusus yang dilakukan untuk mengurangi keinginan duniawi arwah leluhur dan memberi mereka energi spiritual untuk perjalanan mereka di akhirat.  Untuk lebih jelasnya silakan lihat artikel tentang Shraddha.

Penting untuk diperhatikan bahwa selama Pitrupaksha (Dwi minggu untuk  leluhur yang telah meninggal), chanting ‘Shri Gurudev Datta’ memiliki 50% manfaat spiritual.  Manfaat spiritual 50% lainnya datang dari melakukan ‘ritual Shraddha’.

3. Burung gagak yang makan makanan persembahan  yang dibuat selama ritual Shraddha – cara untuk mengetahui bahwa leluhur kita yang telah meninggal telah tertolong

Orang mungkin bertanya-tanya apakah ritual ini membantu leluhur kita yang telah meninggal di akhirat.  Satu-satunya cara untuk benar-benar mengetahui hal ini adalah jika seseorang memiliki kemampuan indra keenam untuk melihat apa yang terjadi secara halus.  Namun, ada beberapa indikator fisik bahwa leluhur kita telah tertolong.

 Dalam ritual Shraddha, 3 hal dilakukan –

  1. Persembahan ritual makanan vegetarian (Naivedya),
  2. ,Persembahan ritual bola nasi (Pinda-dan) dan
  3. Persembahan ritual air (Tarpan).

Setelah ritual Shraddha selesai, Naivedya ditempatkan di luar agar dimakan burung gagak.  Jika gagak datang dan mematuk makanan tersebut, itu pertanda bahwa leluhur yang telah meninggal telah tertolong.

Jika Anda berpikir bahwa ini luar biasa – ya, memang begitu, akan kami jelaskan ilmu pengetahuan spiritual di balik peristiwa ini dan mengapa peristiwa seperti itu terjadi.  Selama berabad-abad, tradisi ini telah diikuti terutama di India dan mereka yang memiliki penglihatan halus benar-benar melihat arwah leluhur menerima manfaat spiritual.

3.1  Apa makna mempersembahkan makanan vegetarian selama ritual Shraddha?

Persembahan ritual pinda (bola nasi) selama Shraddha

Ritual mempersembahkan Naivedya, Pinda-dan dan Tarpan kepada arwah leluhur adalah bagian penting dari ritual Shraddha.  Tujuan dari ritual ini adalah untuk memberikan energi spiritual kepada leluhur kita yang telah meninggal dan juga untuk mengurangi keinginan mereka.  Ini dilakukan dengan mempersembahkan makanan dan air yang diisi dengan mantra tertentu secara spiritual.  Khasiat ritual ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berkaitan dengan imam/pendeta, keturunan langsung yang melaksanakan ritual, tempat pelaksanaannya, dan karma (takdir) serta tingkat spiritual dari leluhur yang telah meninggal.  Faktor-faktor ini meliputi:

  • Tingkat kesadaran spiritual dan emosi spiritual semua peserta dalam ritual : Bhav (emosi spiritual) adalah penggantian ‘Aku’ dalam kehidupan seseorang dengan kesadaran akan keberadaan Tuhan atau Guru dengan intensitas yang setara. Itu berarti memiliki kesadaran yang terus-menerus akan Tuhan.  Semakin tinggi tingkat spiritual seorang imam(pemimpin ritual)  dan keturunan, semakin banyak manfaat spiritualnya. Ritual apa pun menjadi lebih efektif bila dilakukan dengan emosi spiritual. Tingkat kesadaran spiritual dan emosi spiritual juga mempengaruhi tekad yang dibuat oleh keturunan selama ritual.  Tekad ini dibuat untuk mengarahkan energi spiritual yang dihasilkan melalui ritual ke leluhur yang telah meninggal.
  • Kebenaran tentang bagaimana ritual dilakukan sesuai dengan Kitab Suci : Sama seperti ada prinsip dan metodologi yang tepat dalam ilmu material, ada juga ilmu dan metodologi spiritual yang tepat dalam melakukan ritual tersebut.
  • Kemurnian tempat secara spiritual : Jika tempat tersebut tidak murni secara spiritual, maka efektivitas ritual akan berkurang dan manfaat spiritual yang diperoleh menjadi berkurang
  • Serangan oleh energi negatif : Seringkali, energi negatif memanfaatkan keinginan duniawi yang berlebihan dari leluhur kita yang telah meninggal untuk mengendalikannya. Karena kurangnya energi spiritual dari arwah leluhur, mereka tidak dapat mempertahankan diri.  Energi negatif tersebut dapat menghalangi ritual Shraddha sehingga arwah leluhur tidak menerima manfaat spiritual dari ritual tersebut.  Hal ini karena energi negatif tidak ingin kehilangan kendali atas mereka.

3.2 Bagaimana cara mempersiapkan pinda (bola nasi) untuk ritual Shraddha?

Pinda (bola nasi) untuk ritual Shraddha

Berikut ini adalah langkah-langkah mempersiapkan pinda (bola nasi) untuk ritual Shraddha.

  1. Siapkan nasi kukus. Bisa berupa nasi putih apa saja.  Beras merah sebaiknya tidak digunakan.
  2. Campur dadih, ghee (mentega murni dari susu sapi India), madu dan biji wijen hitam dalam porsi kecil dengan nasi kukus dan buat pinda (bola nasi) seukuran lemon menggunakan campuran tersebut. Pinda (bola nasi) harus cukup padat dan terikat dengan baik.
  3. Jika menyiapkan makanan khusus untuk ritual Shraddha, harus berupa makanan vegetarian murni.  Sebagian kecil dari masing-masing masakan ini bisa diambil dan dicampur dengan campuran nasi yang sedang disiapkan sebelum dijadikan pinda (bola nasi).
  4. Idealnya pinda atau bola nasi ini diletakkan di atas Darbha (Nama botani: Desmotachya bipinnata) adalah sejenis rumput kering panjang (yang murni secara spiritual) dan digunakan dalam ritual-ritual dan ritual seperti Shraddha untuk tubuh halus arwah leluhur).  Darbha harus ditempatkan ke arah Utara-Selatan.  Jika Anda tidak memiliki darbha Anda bisa meletakkannya di atas daun pisang.  Jika itu juga tidak tersedia, maka pinda (bola nasi) dapat diletakkan di atas kertas putih bersih.

3.3 Bagaimana cara menyiapkan makanan vegetarian (Naivedya) untuk ritual Shraddha?

Makanan vegetarian murni yang sederhana dapat disiapkan sebagai persembahan simbolis kepada leluhur yang telah meninggal.  Misalnya di India makanan terdiri dari – nasi, kari sayur, pooris (sejenis roti goreng India), dadih (yogurt), daal (kacang-kacangan India), acar dan hidangan manis.

3.4 Bagaimana mempersiapkan persembahan air (Tarpan) untuk ritual Shraddha?

Untuk upacara persembahan air kepada leluhur, air yang dipersembahkan dicampur dengan biji wijen hitam.  Baca artikel kami di Shraddha untuk mempelajari lebih lanjut.

3.5  Apakah pengetahuan Spiritual di balik bagaimana leluhur kita yang telah meninggal mendapat manfaat spiritual dari persembahan?

Masalahnya : Sebagian besar leluhur, karena kurangnya latihan spiritual, berada pada tingkat spiritual yang rendah dan memiliki banyak keinginan dan keterikatan duniawi yang tidak terpenuhi.  Keinginan dan keterikatan yang tidak terpenuhi ini ersama dengan energi spiritual yang rendah membuat tubuh halus mereka sangat berat dan tidak dapat meninggalkan alam eksistensi Bumi untuk perjalanan selanjutnya menuju daerah halus lainnya seperti wilayah Nether.  Karena keinginan dan keterikatan duniawi mereka, mereka juga rentan terhadap serangan eneri negatif yang memperbudaknya untuk mengganggu keturunan mereka agar dapat memenuhi tujuan jahat dari energi negatif itu seperti menggunakan tubuh keturunan untuk mengalami berbagai kecanduan, seks,  merugikan orang lain, menyebarkan ketidakmurnian spiritual (Raja-Tama), dll.

Solusinya : Naivedya,(makanan vegetarian) Pinda-dan(Bola nasi) dan Tarpan(air) adalah ritual yang dirancang untuk mengatasi masalah spiritual ini dan membantu leluhur yang telah meninggal untuk mengurangi keinginan mereka sekaligus memberi mereka energi spiritual untuk melanjutkan perjalanan mereka selanjutnya.  Ritual tersebut juga memberikan perlindungan terhadap serangan energi negatif.

Ilmu pengetahuan spiritual di balik solusi ini :

representasi visual dari leluhur yang telah meninggal mendapatkan manfaat spiritual Pinda-dan secara halus

Dewa yang membimbing arwah leluhur adalah Dewa Kematian yang dikenal sebagai Yamdev.  Melakukan Shraddha berarti memohon gelombang energi Yama (energi Dewa Kematian) di Alam Semesta (Brahmanda) untuk memberikan momentum pada tubuh halus arwah leluhur.  Ini difasilitasi dengan mengucapkan Nama Dewa Dattatreya yaitu- II Shri Gurudev Datta II.

Energi yang dihasilkan dari chanting Shri Gurudev Datta bersama dengan doa kepada Dewa Dattatreya, membantu mendapatkan gelombang Yama di Alam Semesta yang terkait dengan tubuh halus leluhur yang telah meninggal dan menarik mereka ke orbit Bumi untuk mendapatkan manfaat spiritual dari  Ritual Shraddha.  Karenanya, banyak tubuh halus dari leluhur yang telah meninggal yang terjebak di Wilayah Orang Mati (Martyaloka) dapat memasuki orbit Bumi.  Karena itu, mereka dapat memperoleh manfaat dari ritual Shraddha di Bumi yang dilakukan oleh keturunan mereka di Bumi, yang memberi mereka gelombang Yama sebagai momentum dalam perjalanan selanjutnya.

Ketika gelombang Yama yang aktif ini dipanggil dalam ritual Shraddha, atmosfer di sekitar tubuh halus arwah leluhur menjadi aktif.  Kemudian, dengan kekuatan gelombang Yama ini, tubuh halus didorong ke tahap selanjutnya dalam perjalanannya di akhirat.  Ini dikenal sebagai tubuh halus arwah leluhur yang mencapai Sadgati (yang merupakan momentum dalam perjalanannya menuju Tuhan). Secara praktis untuk tubuh halus leluhur yang sudah meninggal itu bisa berarti, satu atau lebih dari hal berikut :

  • Berkurangnya keinginan, oleh karena itu membuatnya lebih ringan untuk perjalanan selanjutnya
  • Berkurangnya gangguan spiritual
  • Berkurangnya akun karma memberi-dan-menerima yang dimilikinya dengan keturunannya
  • Energi spiritual untuk melanjutkan ke alam eksistensi yang lebih baik

Selama ritual Shraddha, Naivedya, Pinda (bola nasi) dipersembahkan bersama dengan Tarpan (air) dan leluhur yang telah meninggal dipanggil melalui mantra dan doa.  (Harap dicatat bahwa Naivedya dipersembahkan kepada para Dewa yang membimbing, dari ritual Shraddha dan karena berkah Nya, leluhur kita yang telah meninggal mendapatkan manfaat spiritual.).  Arwah leluhur yang dipanggil dan yang membutuhkan bantuan didominasi Raja-Tama, yang berarti mereka memancarkan getaran yang tidak murni secara spiritual.  Hal ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa mereka berada pada tingkat spiritual yang lebih rendah dan memiliki banyak keinginan duniawi.  Akibatnya, ketika mereka tiba di tempat Shraddha tempat persembahan dibuat, seluruh lingkungan dipenuhi dengan getaran Raja-Tama atau getaran yang mengganggu secara spiritual.  Akibatnya, Naivedya, Pinda (bola nasi) dan Tarpan juga terkena getaran Raja-Tama.

Saat ini,  orang mungkin bertanya-tanya bagaimana persembahan makanan dan air saja dapat membantu mengurangi berbagai keinginan yang dimiliki leluhur yang telah meninggal.  Alasannya adalah bahwa meskipun ini hanyalah makanan dan air sederhana, mereka diisi dengan energi mantra, chanting Shri Gurudev Datta dan emosi spiritual dari keturunan yang melakukan ritual Shraddha. Naivedya yang dipersembahkan selama Shraddha dikonsumsi oleh tubuh halus dalam bentuk Prinsip Udara Mutlak, dan dengan demikian, mereka merasa puas.  Selain itu, komposisi bahan tertentu, misalnya beras, biji wijen hitam, dll., memfasilitasi daya tarik leluhur dan transfer energi spiritual kepada mereka.  Setiap bola nasi (Pinda) yang dipersembahkan selama ritual Mahalaya yang dilakukan selama Pitrupaksha dimaksudkan untuk secara khusus membantu leluhur tertentu yang telah meninggal dari garis keturunan keluarga (sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Suci).  Karena alasan inilah maka ada sejumlah bola nasi yang dipersembahkan dalam ritual Pinda-dan.

Apa makna biji wijen hitam dalam Pinda (Bola nasi)?

Biji wijen hitam memancarkan gelombang dominan Raja-Tama (tidak murni secara spiritual). Mantra yang diucapkan selama Shraddha membangkitkan energi dominan Raja-Tama (tidak murni secara spiritual) dalam biji wijen hitam dan ini membantu untuk menarik tubuh halus leluhur yang telah meninggal yang dominan Raja-Tama ke orbit Bumi.  Proses ini memudahkan tubuh halus untuk tiba di tempat Shraddha dengan mengendarai gelombang dominan Raja-Tama (tidak murni secara spiritual) yang dipancarkan oleh biji wijen hitam.  Burung gagak juga tertarik pada gelombang Raja-Tama (tidak murni secara spiritual) ini.  Akibatnya, burung gagak juga tertarik pada gelombang yang ada di dalam persembahan makanan tersebut. Karena gelombang yang memancar dari biji wijen hitam, selubung  keinginan yang paling dominan di sekitar tubuh halus arwah leluhur diaktifkan, dan menjadi puas setelah memakan bagiannya dari Shraddha.

Jadi, bagaimana burung gagak selaras dengan kondisi ini?

Burung gagak adalah burung yang istimewa dalam kaitannya dengan aspek kematian dan tubuh halus leluhur yang telah meninggal

Burung gagak adalah burung khusus dalam kaitannya dengan aspek kematian dan tubuh halus leluhur yang telah meninggal. Ini karena beberapa alasan :

  • Vibrasi Yama hadir dalam leluhur yang telah meninggal dan getaran Yama yang sama secara bawaan terdapat pada gagak.
  • Gagak juga dominan Raja-Tama sama seperti leluhur yang meninggal yang membutuhkan bantuan. Warna hitam gagak menunjukkan sifat Raja-Tama-nya.
  • Gagak memiliki kemampuan halus untuk melihat / merasakan tubuh halus leluhur yang telah meninggal.
  • Karena vibrasi mereka yang sesuai, leluhur yang meninggal dapat memasuki gagak dan menggunakan tubuhnya untuk mengambil bagian fisik dari makanan dan air, sehingga mendapatkan energi spiritual darinya.
  • Selain itu, karena tubuh fisik seseorang tidak ada setelah kematian, oleh karena itu proporsi Prinsip Bumi Absolut dalam selubung di sekitar tubuh halus berkurang dan Prinsip Air Absolut meningkat. Dengan demikian, selubung yang menyelimuti tubuh halus leluhur yang meninggal memiliki proporsi kelembaban halus yang tinggi. Selubung halus di sekitar gagak juga dominan dengan Prinsip Air Absolut, sehingga memudahkan tubuh halus (yang dominan Prinsip Air) untuk memasuki tubuh gagak.

3.6 Apa makna secara spiritual memberi makan gagak selama ritual Shraddha?

Bagian ini menjelaskan mekanisme bagaimana leluhur yang telah meninggal mendapatkan manfaat spiritual dari persembahan makanan melalui perantara burung gagak.

Selama Pitrupaksha (Dwi minggu bagi leluhur dan ritual Shraddha), gagak menjadi lebih aktif. Seringkali, mereka dapat didengar bersuara lebih keras dan berkumpul dalam jumlah yang lebih besar. Ketika ritual Shraddha dilakukan, leluhur yang sudah meninggal dipanggil, mereka tiba di tempat ritual,  Naivedya dan Pinda dipenuhi dengan gelombang Yama dan getaran Raja-Tama. Gagak tertarik pada gelombang Yama ini serta getaran Raja-Tama dan datang ke tempat itu karena memiliki getaran yang sama. Setelah ritual Shraddha usai, Naivedya (makanan) yang dipersembahkan kepada leluhur yang telah meninggal melalui para Dewa dan Pinda (Bola nasi)  kemudian dihanyut dalam air yang mengalir. Namun, ada Naivedya terpisah yang disisihkan hanya untuk gagak. Setelah ritual Shraddha selesai, dibawa ke luar rumah yang merupakan bagian gagak.

Dalam hal ini ada 2 skenario yang dapat terjadi saat gagak mematuk makanan  :

  • Yang pertama ketika leluhur yang meninggal tidak memiliki banyak energi spiritual, sehingga mereka perlu memasuki tubuh gagak untuk mengambil bagian dari persembahan
  • Yang kedua adalah ketika leluhur yang meninggal memiliki energi spiritual, mereka dapat secara langsung mengambil manfaat spiritual dari makanan melalui cara-cara halus. Mereka tidak membutuhkan media gagak karena mereka dapat secara langsung menyerap energi spiritual yang diperlukan.

Kecepatan gagak yang datang ke arah Naivedya menyerupai momentum tubuh halus memasuki orbit lingkungan Bumi sesuai pemanggilan yang dibuat selama ritual Shraddha. Gagak yang mematuk  Naivedya menunjukkan bahwa tubuh halus leluhur yang telah meninggal puas pada dua tingkatan – pada tingkat fisik dengan makan makanan Naivedya melalui media gagak dan pada tingkat halus dengan menyerap prinsip halus yang memancar dari makanan. Peristiwa ini memberikan energi kepada tubuh halus leluhur yang meninggal untuk melanjutkan perjalanan mereka lebih lanjut di akhirat. Dengan demikian, gagak dalam ritual Shraddha adalah media antara tubuh halus leluhur yang telah meninggal dengan keinginan yang tidak terpenuhi juga dengan manusia (keturunan).

3.7 Apakah maknanya jika gagak tidak mematuk makanan yang dipersembahkan setelah ritual Shraddha

Kadang-kadang ketika melakukan ritual persembahan Naivedya untuk gagak, mereka tidak mematuk makanan persembahan. Ada beberapa skenario mengapa hal ini bisa terjadi, dapat kami jelaskan di bawah ini.

  1. Jika leluhur yang meninggal tidak senang dengan keturunannya karena keturunannya tidak bertindak sesuai keinginannya atau karena alasan lain, maka tubuh halus leluhur yang telah meninggal yang dipanggil memancarkan gelombang penghancur yang menakut-nakuti gagak. Dalam kasus seperti itu, bahkan jika gagak melayang-layang, mereka tidak akan datang dan mematuk makanan yang dipersembahkan.
  2. Energi negatif juga dapat menghalangi tubuh halus leluhur yang telah mereka perbudak untuk mengambil manfaat spiritual dari ritual melalui media burung gagak
  3. Kadang-kadang, karena memiliki sejumlah besar keinginan dan kemelekatan yang tidak terpenuhi, leluhur yang telah meninggal menolak bantuan untuk meninggalkan eksistensi Bumi. Sayangnya, keinginan leluhur yang meninggal ini seperti lubang tanpa dasar dan tidak pernah berhenti / puas. Oleh karena itu, mereka selalu tidak bahagia. Tubuh halus leluhur yang seperti itu terus melayang di sekitar Naivedya yang dipersembahkan. Mereka tidak mengambil manfaat spiritual dari Naivedya. Karena mereka tidak pergi, gagak, memiliki penglihatan halus, melihat mereka melayang dan burung gagak tidak datang untuk mematuk Naivedya.
  4. Ketika Naivedya dipersembahkan, berbagai tubuh halus dapat datang bersama dengan leluhur yang telah meninggal. Tubuh halus ini dapat meliputi orang-orang yang berkeinginan baik dan musuh keluarga yang berada di akhirat. Jika ada banyak tubuh halus yang merupakan musuh, maka mereka tidak membiarkan gagak datang dan mematuk Naivedya karena mereka tidak ingin leluhur yang telah meninggal mendapatkan manfaat spiritual.
  5. Jika beberapa leluhur yang telah meninggal adalah seeker yang telah melakukan latihan spiritual secara teratur dan memiliki tingkat kesadaran spiritual yang lebih tinggi, maka mereka tidak perlu bergantung pada burung gagak. Mereka bisa mendapatkan manfaat spiritual dari persembahan makanan secara langsung melalui cara-cara halus. Tubuh halus leluhur yang telah meninggal seperti itu dibantu oleh Dewa-Dewi, energi positif dan Tuhan. Karena energi spiritual positif yang tercipta di sekitar area itu, burung gagak yang dominan Raja-Tama (tidak murni secara spiritual) menjauh.

3.8  Berapa lama efek makanan yang dipersembahkan kepada leluhur yang meninggal bertahan?

Manfaat makanan yang dipersembahkan selama dwi mingguan untuk  leluhur yang telah meninggal bertahan selama setahun. Oleh karena itu, disarankan melakukan Mahalaya Shraddha untuk leluhur yang telah meninggal setiap tahun. Ada banyak jenis Shraddha. Namun, Mahalaya Shraddha adalah jenis Shraddha yang dipersembahkan selama periode Pitrupaksha (Dwi minggu untuk leluhur yang telah meninggal) setiap tahun.

3.9 Apa yang harus dilakukan jika tidak ada gagak di daerah Anda?

Kadang orang-orang tinggal di negara di mana iklimnya ekstrem dan tidak ada gagak di sekitar tempat itu seperti di padang pasir, atau daerah yang sangat dingin. Dalam hal ini, orang tersebut dapat melakukan ritual Shraddha dan mempersembahkan makanan serta berdoa agar leluhur yang telah meninggal dapat memperoleh manfaat spiritual melalui cara-cara halus. Di sini, emosi spiritual dari keturunan yang membuat persembahan makanan, sangat penting.

3.10 Jika makanan ( Naivedya untuk gagak) tidak dimakan, lalu apa yang harus dilakukan?

Waktu yang ideal untuk mempersembahkan Naivedya adalah di sore hari. Setelah Naivedya dipersembahkan namun tidak dimakan oleh gagak , maka kita harus menunggu sampai matahari terbenam dan kemudian membuangnya dengan cara-cara berikut:

  • Hanyutkan dalam air yang mengalir.
  • ika itu tidak memungkinkan, kuburlah di tanah atau kebun di sebelah tanaman Tulsi (Holy Basil) jika memungkinkan.
  • Jika tidak ada pilihan lain, maka panjatkan doa syukur dan masukkan ke dalam kantong yang bersih dan masukkan ke dalam tempat sampah.

3.11 Misalkan saya tidak bisa melakukan ritual Shraddha dengan bantuan imam(Pendeta) dan mantra yang sesuai, lalu apa yang harus saya lakukan?

Bagi sebagian dari kita yang membaca artikel ini, kita mungkin tidak memiliki akses ke imam yang dapat melakukan ritual Shraddha. Dalam kasus seperti itu kami telah memberikan beberapa langkah mudah dalam artikel utama Shraddha kami. Harap diingat bahwa emosi spiritual seseorang adalah bahan utama dalam memastikan bahwa leluhur yang meninggal dibantu melalui apa pun yang dapat kita lakukan sebagai bagian dari ritual Shraddha. Juga, chanting  Shri Gurudev Datta sangat membantu leluhur  yang telah meninggal. Jadi, tidak perlu kecewa jika Anda tidak bisa mendapatkan imam untuk ritual Shraddha yang rumit.

Namun demikian, silakan lakukan Shraddha sesuai kapasitas Anda karena ini adalah salah satu cara utama untuk membantu leluhur Anda yang meninggal di akhirat. Shraddha adalah ritual yang berada di luar budaya apa pun dan memiliki pengetahuan spiritual di baliknya. Di sisi lain, melakukan secara umum seperti meletakkan bunga pada peringatan leluhur (kuburan) atau karangan bunga di sekitar fotonya tidak memberikan manfaat spiritual dan pada kenyataannya, merugikan bagi perjalanan selanjutnya di akhirat. Pitrupaksha datang setahun sekali. Mohon manfaatkan saat itu untuk kepentingan spiritual leluhur anda yang telah meninggal dan untuk diri Anda sendiri. Setidaknya lakukan chanting Shri Gurudev Datta sebanyak mungkin selama periode Pitrupaksha.

4. Kesimpulan

Shraddha adalah ritual penting tidak hanya untuk leluhur kita yang telah meninggal tetapi juga bagi kita keturunannya karena melindungi kita dari masalah yang disebabkan oleh leluhur yang telah meninggal. Melakukan Shraddha melemahkan penutup halus dari selubung keinginan di sekitar tubuh halus leluhur yang telah meninggal. Dengan kekuatan energi mantra, ritual ini membuat tubuh halus leluhur yang telah meninggal menjadi ringan  dan memberi mereka momentum di akhirat. Gagak mematuk Naivedya adalah bukti nyata bahwa leluhur kita yang telah meninggal telah diuntungkan dan bahwa kita telah berkontribusi membantu kesejahteraan mereka di akhirat. Gagak yang datang untuk mematuk Naivedya adalah pernanda bahwa persembahan akan secara nyata sampai ke leluhur kita yang telah meninggal di akhirat. Setiap gagak yang datang untuk mematuk  Naivedya bisa mewakili salah satu leluhur  yang kita sayangi dan kita mendapatkan kepuasan dalam pengetahuan bahwa mereka sedang dibantu. Kita berterima kasih kepada orang-orang bijak di zaman kuno karena memberi kita pengetahuan dan metode ini untuk membantu leluhur kita yang telah meninggal.