1. Pengantar

Jika seseorang benar-benar ingin meningkatkan kualitas kepribadian dan mengatasi sifat buruknya, cara tebaik untuk memulainya adalah  memahami sifat / kepribadian yang dimiliki dan bagaimana ‘kepribadian’ serta ‘pikiran’ setiap orang dipengaruhi oleh dimensi spiritual. Dalam budaya kita yang sering ditekankan adalah pentingnya disukai oleh orang lain, tidak ada yang lebih penting dari “kepribadian” ini. Dalam pengertian orang pada umumnya, kepribadian dipahami sebagai kualitas tidak berwujud yang membuat seseorang menarik atau tidak menarik bagi sesamanya.

2. Apa yang dimaksud dengan kepribadian seseorang ?

Jadi, apa sebenarnya kepribadian itu dan terdiri dari apa ?

Manusia memiliki pikiran dan tubuh untuk bertindak atau berperilaku. Berpikir, emosi, dll, adalah beberapa atribut pikiran sedangkan gerakan tubuh, sekresi, suhu, dll, adalah beberapa atribut tubuh fisik. Perilaku pikiran atau tubuh fisik dibagi menjadi tiga jenis/katagori  yaitu perilaku episodik, sementara dan berulang.

  • Perilaku episodik : Perilaku episodik bersifat sementara, misalnya siswa cemas saat mengikuti ujian, kecemasan yang dialaminya merupakan perilaku episodik pikirannya. Di sisi lain, menggaruk, berjalan, dll, adalah perilaku episodik tubuh.
  • Perilaku sementara : Perilaku sementara adalah perilaku yang diamati selama lebih dari beberapa minggu tetapi kurang dari enam bulan atau satu tahun, misalnya ketika seseorang merasa tertekan selama beberapa bulan setelah kematian orang yang dicintainya. Di sini perasaan tertekan adalah perilaku ‘sementara’ dari pikirannya.
  • Perilaku berulang : Jika jenis perilaku yang sama bertahan selama bertahun-tahun, ini disebut sebagai ‘Perilaku berulang’ atau ‘Perilaku kronis’.

Perilaku episodik dan sementara sebagian besar tidak mempengaruhi kehidupan seseorang, tetapi perilaku berulang atau perilaku kronis, merupakan kepribadian seseorang yang dapat mempengaruhi sebagian besar kehidupan seseorang.

3. Pemahaman lebih lanjut mengenai kepribadian

Jika sifat yang berbeda terlihat pada seseorang dalam jangka waktu tertentu, itu tidak ikut diperhitungkan dalam menggambarkan kepribadiannya. Hal ini bisa salah dalam menggambarkan kepribadian seseorang misalnya seseorang mungkin menjadi pendendam sejak keluarganya dibunuh. Jika orang yang sama pergi ke psikolog dalam beberapa hari atau minggu setelah dia menjadi pendendam, kata ‘pendendam’ tidak akan digunakan saat menggambarkan kepribadiannya karena pendendamnya belum dalam jangka waktu yang lama. Ketika orang yang sama diamati setelah beberapa tahun, jika sifat pendendam masih ada, maka akan dipastikan bahwa sifat ‘pendendam’ adalah bagian dari kepribadiannya. Inilah sebabnya mengapa baik untuk menghentikan sifat/kepribadian yang buruk sejak awal, jika tidak, hal itu bahkan dapat menyebabkan perilaku kriminal atau merugikan masyarakat.

Seperti yang diketahui, ada banyak definisi tentang kepribadian yang diberikan oleh berbagai psikiater dan pakar di bidang ini.

Namun inti dari berbagai definisi kepribadian adalah   merupakan kombinasi unik dari karakteristik pola perilaku berulang atau jangka panjang dari seseorang. Pola ini mencakup semua jenis perilaku tubuh dan pikiran, yang telah kami susun dalam lima kelompok berikut.

A. Keadaan fisik, karakteristik, kesehatan, stamina dan citra/image dari seseorang

B. Karakteristik temperamental (yaitu sifat seseorang) seperti pemarah, pelupa, tidak rapi, pendiam, curiga, keras kepala, murah hati, dapat dipercaya, pelamun, dll.

C. Suka dan tidak suka

D. Naluri, keinginan, desakan, hasrat, ambisi, harapan, dll.

E. Kecerdasan, pengetahuan, kepercayaan, ketidakpercayaan, keyakinan, sikap, pendapat, gagasan, cita-cita, dll.

4. Sudut pandang praktis dalam menilai kepribadian

Kepribadian bukan hanya jumlah dari berbagai karakteristik seperti yang disebutkan di atas, tetapi lebih merupakan kumpulan sifat dinamis yang tergabung dan memberikan pola perilaku yang khas dan berulang dari seseorang. Kami menggunakan kata-kata karakteristik, kualitas, dan sifat secara sinonim untuk menunjukkan suatu kekhasan, yang telah ada setidaknya selama enam bulan hingga satu tahun dan mempengaruhi kehidupan seseorang sehari-hari. Tidak termasuk perilaku episodik dan sementara yang terlihat dalam waktu singkat.

Meskipun mungkin ada ratusan kemungkinan karakteristik yang dapat dimiliki seseorang, menurut pengalaman kami, dalam sebagian besar kasus, sekitar dua puluh hingga tiga puluh karakteristik, merupakan bagian terbesar dari kepribadian orang pada umumnya. Semua karakteristik lain di dalamnya seperti yang dimiliki orang kebanyakan sehingga tidak perlu disebutkan atau diperhitungkan.

5. Kepribadian bersifat dinamis dan pentingnya kita tetap berada dalam satsang

Kepribadian terus dibentuk melalui delapan tahap yaitu bayi, anak usia dini, usia bermain, usia sekolah, pubertas, remaja, dewasa muda, dewasa dan tua. Dengan demikian kepribadian bukanlah fenomena statis, tetapi proses dinamis yang dimulai dari saat pembuahan dan berlanjut hingga seseorang menghembuskan nafas terakhirnya. Ini berarti bahwa beberapa karakteristik dalam kepribadian mungkin menjadi kurang menonjol, mungkin menghilang, mungkin menjadi lebih menonjol, mungkin digantikan oleh karakteristik baru, atau karakteristik baru dapat berkembang seiring berjalannya waktu.

Kepribadian berubah ketika seorang anak menjadi remaja, seorang remaja jatuh cinta, melewati perkawinan dan  melewati kelahiran anak, melewati berpindah agama baru atau meninggalkan suatu agama, atau melalui perubahan suatu sudut pandang politik.

Kita memperoleh banyak karakteristik dengan meniru orang lain.Jika ayahnya sangat pemarah, anak laki-laki mungkin akan menirunya. Jika seorang remaja berhubungan dengan remaja lain yang mencuri uang atau merokok, ia juga dapat mencontoh perilakunya. Jika orang lain di kantor itu korup, orang yang jujur ​​juga bisa menjadi korup dengan mengikuti perilaku mereka. Dengan demikian, perkumpulan tempat seseorang tinggal penting untuk perkembangan kepribadiannya. Karenanya, berada dalam pergaulan yang baik, kelompok para pencari Tuhan (seekers), yaitu mereka yang mengikuti pertemuan Kebenaran Mutlak (satsang) dianggap sangat penting bagi pengembangan kepribadian yang lebih baik.