1-IND-after-death

Abstrak

Kasus-kasus penelitian tercatat yang tak terhitung jumlahnya mengenai pengalaman-pengalaman kehidupan masa lampau menunjukkan jelas tentang kehidupan setelah kematian. Dalam semua kasus yang tercatat tentang reinkarnasi, ditemukan bahwa ada jeda waktu tidak tetap antara kematian seseorang dan reinkarnasi berikutnya di Bumi. Jadi, kemana kita pergi setelah kematian sampai dengan reinkarnasi kita kembali di Bumi? Apakah tempat tersebut berupa alam eksistensi tunggal atau terdiri dari berbagai tingkatan alam eksistensi? Jika demikian, apa faktor-faktor yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian? Pada artikel ini, kami menyajikan jawaban untuk hal tersebut dan pertanyaan-pertanyaan lainnya tentang topik ini. Jawaban-jawaban ini diperoleh melalui penelitian spiritual yang dilakukan oleh para pencari Tuhan dari Yayasan Penelitian Ilmu Spiritual (SSRF) dengan indra keenam yang mendalam (ESP).

Catatan: Untuk memahami artikel ini dengan lebih baik, dianjurkan agar anda membaca artikel tentang tiga komponen-komponen dasar halus Sattva, Raja dan Tama.

1. Apakah yang terjadi setelah kematian?

Penelitian spiritual telah menunjukkan bahwa manusia terdiri dari empat tubuh dasar sebagai berikut:

  • Fisik
  • Mental
  • Kausal atau intelektual (kecerdasan)
  • Suprakausal atau ego halus (tak kasat mata)

Gambar di bawah adalah diagram representasi dari terdiri dari apakah manusia.

2-IND-comprised-of

3-IND-Subtle-body-after-death

Ketika seseorang meninggal, tubuh fisiknya berhenti untuk hidup. Namun, sisa eksistensi atau kesadarannya terus berlanjut. Eksistensi orang tersebut, minus tubuh fisiknya dikenal sebagai tubuh halus (lingga deha) dan terdiri dari tubuh-tubuh mental, kausal (intelek) dan supracausal (ego halus). Tubuh halus ini kemudian pergi ke salah satu dari 13 tingkatan alam eksistensi halus selain alam Bumi.

2. Ke-14 tingkatan alam eksistensi di Alam Semesta

Ada 14 tingkatan alam eksistensi utama di Alam Semesta ini. Tujuh (7) tingkat dari mereka adalah alam positif dan tujuh tingkatan lainnya adalah alam negatif. Ketujuh tingkatan alam negatif biasanya disebut sebagai Neraka (Patal). Terdapat banyak lagi pembagian sub-divisi di setiap tingkatan alam eksistensi utama tersebut.

Definition of Dharma (Righteousness)Tujuh tingkat alam eksistensi positif: Tempat ini ditempati oleh tubuh rohani yang melakukan perbuatan baik dan melakukan latihan spiritual sesuai dengan jalan positif dari ajaran spiritualitas. Dengan jalan positif, kita artikan sebagai orientasi latihan spiritual menuju Kesadaran Sejati akan Tuhan atau kembali bersatu dengan Tuhan seutuhnya (Pencerahan). Bersatu dengan Tuhan seutuhnya, adalah tujuan paling utama dalam pertumbuhan spiritual.

Alam Bumi adalah satu-satunya alam eksistensi fisik di Alam Semesta dan juga merupakan alam eksistensi tingkat pertama dalam urutan tingkatan alam eksistensi positif di Alam Semesta.

Tujuh tingkatan alam eksistensi negatif (Neraka): Tempat ini kebanyakan ditempati oleh tubuh rohani yang telah melakukan kejahatan serta melakukan latihan spiritual sesuai dengan jalan yang negatif dari ajaran spiritualitas. Dengan jalan negatif, kita artikan sebagai orientasi latihan spiritual untuk mendapat kekuatan-kekuatan spiritual, misalkan kekuatan supranatural atau ilmu kesaktian. Kekuatan spiritual ini digunakan untuk tujuan yang negatif. Dengan demikian semua tubuh rohani yang pergi ke salah satu tingkatan alam eksistensi Neraka, menjadi hantu akibat niat-niat jahat mereka.

Pelajari lebih lanjut dalam artikel, ‘Bagaimana arwah seseorang menjadi hantu?

Sub-tingkat (Narak) dalam tiap tingkatan Neraka (Patal): Setiap tingkatan alam eksistensi neraka (Patal) memiliki sub-tingkat alam yang dikenal sebagai Narak. Contohnya, alam eksistensi tingkatan pertama dari Neraka akan memiliki di dalamnya sub-alam yang dikenal sebagai Narak tingkat pertama. Narak dicadangkan untuk hantu terburuk (setan, iblis, energi negatif, dll) pada tingkatan Neraka tersebut. Para hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) yang mendiami Narak tingkat pertama ini menghadapi hukuman yang lebih parah dan untuk durasi yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang mendiami alam eksistensi Neraka tingkatan pertama.

Diagram di bawah ini menunjukkan ke-14 tingkatan alam eksistensi di Alam Semesta.

14 Tingkatan Alam Eksistensi setelah Kematian

Mohon dicatat:

  1. Dengan tujuan penyederhanaan kami menunjukkan tingkatan alam eksistensi satu di atas yang lain dalam diagram ini, namun pada kenyataannya tiap tingkatan ada di sekitar kita di segala penjuru. Hanya Bumi saja yang nyata bisa terlihat karena merupakan alam fisik, sedangkan tingkatan alam lainnya bersifat halus sehingga tak terlihat dengan kasat mata. Bahkan, setiap orang meskipun hidup di alam eksistensi Bumi mengalami pemikiran dan emosi yang sesuai dengan tingkatan alam eksistensi yang berbeda sesuai tingkat kesadaran spiritual maupun kondisi pikiran mereka. Contohnya para Orang Suci (Saints), yaitu orang yang telah berkembang secara spiritual melebihi tingkat kesadaran spiritual 70%, mengalami kehidupan yang sesuai dengan tingkatan alam eksistensi Surga ke atas. Sebaliknya seseorang yang merencanakan pencurian mengalami pemikiran-pemikiran terkait dengan alam eksistensi Neraka tingkat ke-1, seseorang yang merencanakan tindakan yang bertujuan menyakiti orang lain terkait dengan Neraka tingkatan ke-2 dan seterusnya. Orang yang merencanakan pembunuhan mengalami pemikiran-pemikiran terkait dengan alam eksistensi Neraka tingkatan ke-7. Namun 2 alam eksistensi tidak dapat dialami secara bersamaan, misal: seseorang tidak bisa mengalami sekaligus pemikiran yang terkait dengan 2 tingkatan alam yang berbeda, misalnya Surga dan Mahārlok.
  2. Alam eksistensi Nether (Bhūvarlok) sebenarnya adalah wilayah yang lebih jauh dari Tuhan, dan karenanya adalah tingkatan alam negatif. Namun kami menggambarkannya sebagai tingkatan alam positif karena tubuh-tubuh halus dari alam ini masih memiliki kesempatan untuk dilahirkan kembali di Bumi untuk maju secara spiritual. Sekali tubuh halus mundur ke salah satu dari tingkatan alam Neraka, maka kemungkinannya sangat kecil mereka dapat dilahirkan kembali di Bumi dan maju ke arah Tuhan YME.

Penjelasan di balik skema warna yang digunakan

  • Bumi digambarkan berwarna kemerahan karena mewakili aksi/tindakan (yaitu, komponen dasar halus Raja), di mana Bumi adalah satu-satunya alam di mana kita memiliki tubuh fisik untuk melakukan sesuatu.
  • Surga telah digambarkan dalam warna merah muda, yang mewakili berlimpahnya kebahagiaan.
  • Kuning mewakili pengetahuan spiritual dan peningkatan dalam komponen dasar halus Sattva. Warna kuning Ini akhirnya akan menjadi hampir putih pada tahap tertinggi, yang menggambarkan kedekatan dengan prinsip Tuhan tak berwujud.
  • Tingkatan wilayah Neraka diwakili oleh warna gelap sampai hitam, karena adanya peningkatan dalam komponen dasar non-fisik Tama.

3. Tingkatan Surga dan ke atas di Alam Semesta

Tingkatan Alam Eksistensi1 Tingkat Spiritual % Proporsi Komponen Sattva Tipe Orang Tubuh Dominan6 Emosi Dominan
Satyalok 90 95 Paham hampir segalanya Ego halus /Suprakausal Kebahagiaan Sattvik (5%)
Bliss & Serenity (95%)
Tapolok 80 90 Sangat berpemahaman Intelek/Kausal Kebahagiaan Sattvik (25%)
Bliss & Serenity (75%)
Janalok 70 85 Lebih berpemahaman Intelek/Kausal Kebahagiaan Sattvik (50%)
Bliss & Serenity (50%)
Maharlok 605 80 Berpemahaman Intelek/Kausal Kebahagiaan Sattvik9(75%)
Bliss & Serenity (25%)10
Surga Atas 50 75 Banyak Pahala Intelek/Kausal Banyak kebahagiaan
Surga Bawah 404 60 Cukup Pahala Tubuh Mental Sedikit kebahagiaan8
Nether
(Bhuvarlok)2
25 40 Rata-rata Bagian hasrat dari Tubuh Mental Ketidakbahagiaan7
Bumi 203 33 Rata-rata Fisik Kebahagiaan/Ketidakbahagiaan

Catatan (berdasarkan nomor-nomor merah pada tabel di atas) :

  1. Setiap tingkatan alam eksistensi positif dan negatif di luar batasan alam eksistensi Bumi menjadi semakin halus (tak kasat mata) seiring tingkatannya. Maksud kami dengan ‘halus/non-fisik’ adalah segala sesuatu yang melampaui pemahaman panca indera, pikiran dan intelek. Satyaloka adalah yang terhalus, yaitu yang paling sulit untuk dilihat atau dipahami kecuali indra keenam (ESP) tingkat tertinggi telah dicapai.
  2. Akibat kurangnya latihan spiritual, kebanyakan orang di zaman sekarang pergi ke alam Nether ataupun tingkatan alam eksistensi Neraka setelah kematian. Kita biasanya pergi ke alam Nether setelah kematian ketika proporsi kejahatan (yang timbul akibat perbuatan-perbuatan salah di Bumi) sekitar 30%. Kejahatan pada umumnya termasuk niat jahat terhadap orang lain dan banyaknya hasrat keinginan seseorang. Di alam Nether, hampir pasti kita diserang oleh hantu-hantu dengan kekuatan lebih tinggi dari tingkatan alam eksistensi Neraka di bawahnya.
  3. Bumi adalah satu-satunya alam eksistensi di mana orang-orang dengan berbagai tingkat kesadaran spiritual bergabung menjadi satu. Namun, setelah kematian kita pergi ke tingkatan alam eksistensi yang sesuai dengan tingkat kesadaran spiritual kita.
  4. Tingkat kesadaran spiritual minimum yang diperlukan untuk mencapai tingkatan Surga setelah kematian adalah 60%. Silakan mengacu kepada artikel, yang menggambarkan apa itu tingkat kesadaran spiritual dan rincian populasi dunia pada tahun 2016 sesuai dengan tingkat spiritual. Rincian tersebut berlaku sampai masa Perang Dunia 3 yang akan segera datang. Pada dasarnya, dari sudut pandang ilmu pengetahuan spiritual, perbuatan mulia yang membantu mencapai tingkatan Surga atau tingkatan alam eksistensi positif yang lebih tinggi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai Kesadaran Sejati akan Tuhan YME. Tiga kriteria berikut dapat diterapkan sebagai acuannya:
    • Tindakan dilakukan tanpa sikap pelaku, yakni dengan berpandangan bahwa Tuhan sendiri yang melakukan tindakan itu melalui diri kita dan oleh sebab itu saya tidak dapat mengklaim pengakuan apapun.
    • Dilakukan tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan.
    • Dilakukan tanpa mengharapkan hasil. Lebih dari tindakannya semata, sikap atau pola pikir di balik tindakan tersebut lah yang lebih diperhitungkan.
  5. Untuk mencapai tingkatan alam eksistensi yang lebih tinggi dari Surga, seseorang harus berada pada tingkat spiritual di atas 60%. Ini hanya dapat dicapai dengan latihan spiritual rutin sesuai dengan enam prinsip dasar spiritualitas, bersamaan dengan pengurangan besar dalam ego.
  6. Dengan tubuh dominan, maksud kami adalah tubuh yang paling aktif, yakni salah satu dari tubuh mental, intelek (kecerdasan) atau ego halus. Sebagai contoh, pada alam eksistensi Nether (Bhuvalok), tubuh halus masih memiliki banyak hasrat keinginan dan kemelekatan. Akibatnya, sering kali mereka menjadi hantu yang kerap berusaha memenuhi hasrat keinginan mereka. Hal ini membuat mereka rentan terhadap serangan hantu tingkatan lebih tinggi dari Neraka yang ingin mengambil keuntungan dari kecanduan mereka dengan tujuan untuk mempengaruhi orang-orang di Bumi.
  7. Di dalam alam eksistensi Nether kita masih mengalami beberapa kebahagiaan. Namun, tingkat ketidakbahagiaan di alam tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan ketidakbahagiaan yang dialami di Bumi.
  8. Dalam tingkatan alam eksistensi Surga, tubuh-tubuh halus/rohani mengalami kelimpahan berlebih dalam kebahagiaan. Kebahagiaan ini jauh melebihi kebahagiaan yang dialami di Bumi baik dalam jumlah, kualitas maupun durasinya. Ketika kita bergerak menaiki tingkatan alam eksistensi positif, terdapat peningkatan dalam kualitas kebahagiaan dan tidak ditemukan adanya ketidakbahagiaan.
  9. Kebahagiaan Sattvik berarti kebahagiaan yang berasal dari membantu orang lain tanpa ekspektasi atau pamrih. Ketika ego terlibat dalam suatu tindakan, tindakan itu menjadi rajasik.
  10. Serenity (Kedamaian Abadi) adalah pengalaman spiritual yang lebih tinggi daripada Bliss (Kebahagiaan Hakiki).

3.1 Tingkatan alam eksistensi positif dan reinkarnasi di Bumi

Setelah kematian, orang-orang yang berada di bawah tingkatan alam eksistensi Mahārlok perlu dilahirkan kembali di alam Bumi untuk melunasi takdir dan menyelesaikan akun karma (memberi-dan-menerima) yang mereka miliki.

Jika seseorang mencapai tingkatan Mahārlok dan Janalok setelah kematian karena tingginya kesadaran spiritual, ia tidak perlu bereinkarnasi lagi karena semua takdir yang tersisa (akumulasi akun karma) dapat diselesaikan dari alam-alam eksistensi itu sendiri. Namun tubuh-tubuh halus yang telah berevolusi ini boleh memilih untuk dilahirkan atas kehendak mereka sendiri. Mereka melakukannya terutama untuk menjalankan misi sebagai pembimbing spiritual bagi umat manusia dan membantu masyarakat tumbuh secara spiritual.

Dalam beberapa kondisi tertentu, orang-orang yang meninggal di bawah tingkat spiritual 60% pun dapat mencapai tingkatan Mahārlok. Di sini potensi seseorang untuk pertumbuhan spiritual lebih lanjut yang menjadi pertimbangan. Melalui penelitian spiritual, kami telah menemukan adanya 5 faktor yang mempengaruhi potensi untuk pertumbuhan spiritual lebih lanjut dari seseorang:

  • Memiliki emosi spiritual (bhāv) yang tinggi,
  • Memiliki ego yang rendah,
  • Memiliki keinginan yang kuat untuk pertumbuhan spiritual,
  • Melakukan latihan spiritual teratur dengan tingkatan yang semakin tinggi,
  • Terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh energi-energi negatif.

Dipengaruhi atau dirasuki energi negatif sangatlah menghambat kemampuan seseorang untuk dapat tumbuh secara spiritual. Di alam setelah kematian, bahkan seseorang pada tingkat spiritual 60% dapat dihambat memasuki alam eksistensi positif oleh energi negatif.

3.2 Pentingnya alam eksistensi Bumi

Alam eksistensi Bumi amatlah penting. Ini adalah satu-satunya alam eksistensi di mana kita bisa mencapai pertumbuhan spiritual yang cepat dan melunasi perhitungan karma (akun memberi-dan-menerima) kita dalam periode waktu yang paling singkat. Alasan utama untuk hal ini adalah dengan bantuan tubuh fisik, kita bisa melakukan banyak hal untuk meningkatkan pertumbuhan dan tingkat spiritual kita serta mengurangi komponen dasar non-fisik Tama.

Selain dari Bumi, pertumbuhan spiritual kemungkinan besar hanya terjadi di wilayah-wilayah di atas tingkatan Surga, misalnya tingkat Maharloka ke atas. Hal ini disebabkan karena, tubuh halus di Surga mengalami resiko akan terperangkap dalam kebahagiaan tanpa akhir yang ditawarkan di Surga. Dalam tingkatan alam eksistensi Nether dan Neraka, hukuman yang begitu berat dan juga tekanan dari hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi adalah sangat kuat, sehingga menjadi sangat sulit bagi seseorang untuk bangkit dari penderitaan yang dialaminya di alam-alam tersebut untuk melakukan suatu latihan spiritual yang berguna.

4. Apa itu Neraka, siapa yang pergi ke Neraka, dan seperti apakah tiap tingkatan Neraka itu?

Tujuh 7 Tingkatan Neraka - Alam Setelah Kematian

  • Sewaktu seseorang pergi ke tingkatan lebih rendah dari Neraka, akibat semakin  berkurangnya komponen dasar halus Sattva secara bertahap, lingkungan menjadi semakin kurang kondusif untuk mengalami kebahagiaan.
  • Dalam tingkatan alam eksistensi Neraka, ada beberapa hantu/iblis yang melakukan beberapa jenis latihan spiritual tertentu untuk mendapatkan kekuatan spiritual. Dalam hirarki para hantu, yang tertinggi adalah penyihir dari tingkatan ketujuh Neraka. Mereka memiliki kekuatan spiritual sangat besar yang hampir setara dengan Orang Suci (Saint) pada tingkat spiritual 90%. Mereka mengendalikan semua jenis hantu lainnya yang kekuatan spiritualnya lebih rendah.
  • Ketika seseorang pergi lebih dalam ke berbagai tingkatan Neraka, yaitu dari tingkat ke-1 sampai ke-7, tingkat kebahagiaan yang dialami oleh tubuh halus di dalam alam eksistensi tersebut terus menurun dan tingkat penderitaannya terus berlipat ganda. Minimnya pengalaman akan kebahagiaan diakibatkan juga karena tenggelam dalam kenangan peristiwa-peristiwa positif di masa lalu, kenangan yang menyenangkan akan harta kekayaan dalam kehidupan masa lalu, dsb. Pengalaman ketidakbahagiaan disebabkan karena kenangan akan rasa sakit fisik dan peristiwa-peristiwa penghinaan, kenangan dari hasrat keinginan yang tidak terpenuhi, misalnya tentang pendidikan, rumah, karir, harapan akan kebahagiaan anak-anak dalam kehidupan masa lalu orang tersebut.
  • Besarnya hukuman/rasa sakit yang harus dijalani di berbagai tingkatan Neraka (Patal) dan Narak yang terkait, terus meningkat pada setiap tingkatan Neraka yang lebih rendah. Masa hukuman yang dialami di setiap Narak juga lebih besar dibandingkan dengan tingkatan Neraka yang terkait dengan Narak tersebut. Jika kita mempertimbangkan hukuman di tingkatan pertama Neraka sebagai 100%, maka hukuman di wilayah Narak tingkatan pertama yang terkait adalah 50% lebih besar, yaitu 150%.

Tabel berikut merupakan gambaran dari contoh-contoh kebahagiaan dan penderitaan beserta intensitas rata-ratanya yang kita alami di dalam berbagai tingkatan Neraka

Penderitaan pada Tujuh Tingkatan Neraka

5. Pergerakan lintas tingkatan pada alam eksistensi halus di Alam Semesta

Tingkatan alam eksistensi ditentukan untuk seseorang sesuai dengan sifat dasar orang tersebut terkait Sattva, Raja dan Tama. Penentuan tingkat alam eksistensi tersebut juga merupakan suatu fungsi dari tingkat spiritual seseorang. Oleh karena itu, tubuh halus dari alam eksistensi positif tingkatan yang lebih rendah tidak bisa pergi ke alam eksistensi positif tingkatan lebih tinggi dan mereka yang berasal dari Neraka tingkatan pertama dan kedua tidak bisa pergi ke tingkatan Neraka yang lebih dalam (ketiga dst). Hal ini serupa dengan bagaimana orang yang tinggal di dataran rendah merasa sulit bernapas pada ketinggian yang lebih tinggi, tapi orang-orang yang tinggal di ketinggian lebih tinggi dapat menangani kondisi dataran rendah dengan baik.

6. Apa yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian?

Pada saat kematian, sewaktu tubuh fisik menjadi tidak aktif, energi vital yang digunakan untuk fungsi tubuh fisik dibebaskan ke Alam Semesta. Energi vital ini mendorong tubuh halus menjauh dari wilayah Bumi pada saat kematian. Sama seperti berat proyektil menentukan seberapa jauh roket dapat mendorongnya, demikian pula berat dari tubuh halus menentukan ke tingkatan alam eksistensi mana tubuh halus tersebut pergi dalam alam-alam eksistensi halus di kehidupan setelah kematian.

‘Berat’ dari tubuh halus itu terutama merupakan fungsi dari jumlah komponen dasar halus Tama dalam diri kita.

Alam Setelah Kematian sesuai Tingkatan Komponen Halus

Ke-3 komponen dasar halus: Kita masing-masing terdiri dari tiga komponen dasar halus/ non-fisik (tak kasat mata) atau gunas. Komponen ini bersifat spiritual dan tidak dapat dilihat, tetapi mereka menentukan kepribadian-kepribadian kita. Ketiga komponen itu adalah:

  • Sattva: Kemurnian dan pengetahuan
  • Raja: Aksi dan gairah
  • Tama: Ketidaktahuan dan inersia. Di dalam rata-rata orang di era saat ini, komponen halus dasar Tama mereka mencapai 50%.

Silahkan baca artikel tentang 3 komponen dasar halus

Semakin kita dipenuhi dengan komponen-komponen raja dan tama, semakin kita menampilkan karakteristik-karakteristik berikut yang menambah ke dalam ‘berat’ kita dan berdampak pada tingkatan alam eksistensi ke mana kita pergi dalam kehidupan setelah kematian:

  • Lebih melekat pada hal-hal duniawi dan keegoisan
  • Lebih banyak hasrat keinginan yang tak terpenuhi
  • Perasaan-perasaan balas dendam
  • Lebih tingginya jumlah dosa atau perbuatan-perbuatan jahat
  • Lebih tingginya jumlah gangguan kepribadian seperti marah, takut, keserakahan, dll.
  • Jumlah ego yang lebih tinggi: Kata ego disini berarti seberapa banyak seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh, pikiran dan intelek (kecerdasan) dan bukan dengan Jiwa (Roh Sejati/Atma) di dalam
  • Menghasilkan tingkat kesadaran spiritual yang lebih rendah

Penurunan permanen dalam proporsi komponen dasar halus Tama dan karakteristik-karakteristik terkaitnya seperti yang disebutkan di atas, dapat terjadi hanya dengan melakukan latihan spiritual rutin yang sesuai dengan enam prinsip dasar latihan spiritual. Perbaikan psikologis melalui buku-buku motivasional atau mencoba bersikap baik hanyalah bersifat dangkal dan sementara.

6.1 Pentingnya keadaan mental sesaat sebelum kematian

Keadaan mental sesaat menjelang ajal, selain dari apa yang telah disebutkan di atas, sangatlah penting. Keadaan mental kita pada umumnya berhubungan dengan proporsi komponen-komponen dasar non-fisik di dalam diri kita.

Jika seseorang benar-benar tulus melaksanakan latihan spiritualnya seperti menyebut dan mengulang (chanting/dzikir) Nama Tuhan pada saat kematian, maka pengaruh dari hasrat keinginan, kemelekatan, hantu, dsb. menjadi seminimal mungkin bagi orang itu dibandingkan dengan keadaan bila ia tidak melakukan chanting (dzikir). Hal ini membuat tubuh halusnya menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, jika seseorang meninggal dunia seraya chanting (dzikir), ia akan mencapai tingkatan alam eksistensi yang lebih baik dibanding apa yang seharusnya ia capai setelah kematian tanpa chanting.

Sesaat sebelum kematian, jika seseorang mengucap dan merepetisikan Nama Tuhan YME dan juga dalam keadaan berserah pada kehendak Tuhan, maka ia mencapai tingkatan alam eksistensi yang bahkan lebih baik dalam kehidupan setelah kematiannya (akhirat). Perhentian sementaranya pun ditempuh dengan kecepatan cahaya. Hal ini disebabkan oleh karena orang yang berada dalam keadaan berserah di alam eksistensi Bumi itu sendiri, memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk meningkatkan egonya dalam kehidupan setelah kematiannya. Seluruh tanggung jawab atas kesejahteraannya dalam kehidupan setelah kematian orang tersebut juga telah di ambil alih oleh pembimbing spiritualnya yang telah berevolusi (Guru).

6.2 Siapa yang akan pergi ke Neraka setelah kematian?

Berikut ini adalah jenis-jenis perbuatan dalam kehidupan kita di Bumi yang biasanya menempatkan kita dalam salah satu tingkatan Neraka.

Perbuatan buruk menuju Tujuh Tingkatan Neraka

Jangkauan, durasi dan tujuan di balik perbuatan-perbuatan jahat (dosa) merupakan faktor penting yang menentukan tingkatan alam eksistensi Neraka mana yang dituju setelah kematian dibandingkan dengan hanya tindakan itu semata.

7. Bunuh diri dan kehidupan di alam setelah kematian

Ada dua jenis kematian yang berkaitan dengan waktunya.

Kematian akhir yang ditakdirkan: Ini adalah saat kematian tidak bisa dihindari oleh seseorang.

Kematian yang ‘mungkin’ terjadi: Ini adalah keadaan di mana seseorang ‘kemungkinan’ dapat meninggal. Setiap orang dapat mengalami ‘kemungkinan’ meninggal ketika orang itu hampir meninggal, tetapi dapat diselamatkan akibat dari pahala/kebaikan-kebaikannya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang jenis-jenis kematian silakan lihat artikel kami – Waktu Kematian

Dalam kasus-kasus di mana seseorang sedang mengalami krisis yang tidak dapat diatasi dalam hidupnya atau memiliki gangguan-gangguan kepribadian yang parah, ia mungkin berpikir untuk mencabut nyawanya sendiri dalam keadaan tertekan tersebut. Hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll) juga menyulut keadaan depresi dari orang yang ingin bunuh diri tersebut dan kadang-kadang memberikan pengaruh dalam mendorong orang tersebut melewati batas untuk bunuh diri. Namun, bunuh diri tetap merupakan tindakan disengaja yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami fase kematian yang ‘mungkin’ terjadi sesuai dengan takdir mereka.

Kehidupan di alam eksistensi Bumi sangatlah berharga dan diberikan kepada kita terutama untuk pertumbuhan spiritual. Ketika kita membunuh orang lain, kita membuat akun kārma (memberi-dan-menerima) dengan mereka. Namun dengan melakukan bunuh diri, kita menyia-nyiakan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan karenanya menanggung dosa pula. Keparahan dosanya dapat bervariasi tergantung pada kondisi dimana orang tersebut melakukan bunuh diri. Tanpa terkecuali, semua tubuh halus orang  yang bunuh diri akan pergi ke tingkatan alam eksistensi Bhuvarlok. Namun bila sepanjang hidup dosanya berat dan tergantung situasi/tujuan dibalik tindakan bunuh dirinya, ia bisa pergi ke tingkatan wilayah Neraka yang lebih rendah.

  • Membunuh Seorang Suci (Saint) mengakibatkan dosa terberat, pada skala 0-100, ia bernilai 100.
  • Membunuh manusia biasa bernilai 40 pada skala yang sama.
  • Bunuh diri mengakibatkan hanya 30% dosa dibanding membunuh orang  lain pada tingkat spiritual rata-rata. Biasanya orang yang bunuh diri memiliki tingkat spiritual yang rendah. Tingkat spiritual mereka terkikis karena depresi yang terus-menerus.
Penyebab Dosa Pahala Catatan
Hanya diri sendiri yang terlibat   
Fisik: Jika seseorang merasakan sakit yang sangat parah atau sakit yang tidak bisa disembuhkan dan tidak mampu menanggungnya lagi (euthanasia sukarela) 30% dari membunuh orang lain pada tingkat spiritual rata-rata Baca artikel tentang Euthanasia – Bagian 4.2
Psikologis: Depresi parah, pasien penyakit jiwa 30% dari membunuh orang lain pada tingkat spiritual rata-rata
Spiritual: Bunuh diri ketika sepenuhnya berada dibawah kontrol energi negatif 0 Tubuh halusnya tetap dibawah kuasa energi negatif bahkan setelah kematian. Latihan spiritual intensif dapat membantu untuk melepaskan diri dari kerasukan setan.
Ada orang lain yang terlibat   
Mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain tanpa pamrih 0 Bervariasi Tergantung siapa yang diselamatkan. Jika menyelamatkan orang jahat, justru berakibat dosa.
Mengorbankan diri untuk menyelamatkan Seorang Suci 0 100 Menyelamatkan Seorang Suci memberikan pahala terbesar.
Bom Bunuh Diri (membunuh diri sendiri dan orang lain) Bervariasi Bervariasi Tergantung tujuannya.
Misalnya jika seorang prajurit harus membunuh Hitler dalam misi bunuh diri demi menyelamatkan banyak nyawa dan menghapuskan kejahatan di dunia, maka pahala akan didapat.
Namun jika pengebom bunuh diri membunuh banyak warga sipil dan anak-anak tak bersalah, hanya dosa yang akan didapat.

8. Mengapa ada jeda waktu antara reinkarnasi?

Dalam proses penelitian dengan menggunakan hipnosis trance untuk melacak kehidupan masa lalu seseorang, telah ditemukan bahwa jeda waktu antara dua reinkarnasi di Bumi rata-rata berkisar antara 50 hingga 400 tahun.  Alasan-alasan untuk jeda waktu ini adalah sebagai berikut:

  • Tubuh halus berada di tingkatan Surga atau alam eksistensi Nether dalam jangka waktu yang tidak tentu untuk mengalami buah dari pahala dan dosa-dosanya.
  • Keadaan di alam Bumi harus paling sesuai untuk menyelesaikan akun karma (memberi-dan-menerima) dari kelahiran-kelahiran sebelumnya dengan berbagai orang-orang terkait. Hal ini sesuai dengan hukum Karma. Reinkarnasi dari tubuh halus ditunda sampai tiba saatnya berbagai orang lainnya, dengan siapa ia memiliki akun memberi-dan-menerima tersebut, juga siap untuk bereinkarnasi.
  • Dalam regresi kehidupan masa lalu, kadang-kadang seseorang tidak melaporkan reinkarnasi dalam keadaan trance. Alasan untuk hal ini adalah reinkarnasi tertentu telah terjadi dengan sangat lancar dan singkat sehingga orang tersebut mungkin tidak mengingat perincian apapun dari reinkarnasi tersebut.

Dalam kasus di mana tubuh halus/rohani telah diturunkan ke tingkatan Neraka yang lebih dalam, jeda waktu antara reinkarnasi mungkin bisa ribuan tahun. Mereka tinggal di masing–masing tingkatan Neraka sampai tiba saatnya mereka telah menyelesaikan hukumannya. Dalam kebanyakan kasus, ini berarti mereka akan mendekam di alam eksistensi Neraka dalam kehidupan setelah kematian (akhirat) hingga pembubaran/disolusi Alam Semesta.

9. Kehidupan setelah kematian – rangkuman

Fakta-fakta di atas tentang berbagai tingkatan alam eksistensi memberikan kita suatu gambaran mengenai konsekuensi-konsekuensi yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan setelah kematian, yang disebabkan oleh bagaimana cara kita menjalani kehidupan di Bumi. Hanya dengan latihan spiritual atau dengan kebaikan-kebaikan yang luar biasa banyak, seseorang dapat pergi ke tingkatan alam eksistensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu ia dapat menghindari ketidakbahagiaan dan hukuman serta menikmati tingkatan-tingkatan kebahagiaan yang lebih tinggi. Terdapat juga kesempatan yang lebih baik untuk bereinkarnasi di alam eksistensi Bumi dalam keadaan-keadaan yang kondusif untuk melakukan latihan spiritual. Maksud dari hal ini adalah supaya seseorang dapat bergerak lebih tinggi ke tingkatan atas alam-alam eksistensi halus di Alam Semesta. Sehubungan dengan berjalannya kita lebih jauh ke dalam Era Perselisihan (Kaliyuga) sekarang ini, peluang seseorang untuk dapat pergi ke tingkatan alam eksistensi yang lebih tinggi menjadi lebih kecil.

Sekali kita pergi ke tingkatan alam eksistensi yang lebih rendah seperti alam eksistensi Nether atau tingkatan Neraka lainnya, kita tinggal di sana dan mengalami ketidakbahagiaan parah selama berabad-abad sampai kita benar-benar membayar kekurangan-kekurangan (dosa-dosa) kita dalam rupa penderitaan dari hukuman berat yang dijatuhkan di sana, sebelum kembali mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi di Bumi.

Untuk melakukan latihan spiritual secara konsisten di alam eksistensi Bumi sesuai dengan 6 prinsip dasar latihan spiritual adalah seperti berenang melawan arus di era saat ini. Namun, itu juga merupakan jalan yang menjamin kemajuan kita ke tingkatan alam-alam eksistensi yang lebih tinggi dalam kehidupan kita setelah kematian.