Untuk memahami artikel ini, kami sarankan Anda mempelajari dahulu artikel-artikel berikut ini:

1. Pengantar

Menyesali kesalahan yang telah dilakukan dan berupaya untuk menebus kelakuan buruk adalah kecenderungan alami pada manusia. Bahkan anak kecil yang telah berbuat salah pun memahami hal ini dan belajar untuk meminta maaf.

Seseorang yang berbuat salah atau melakukan suatu perbuatan jahat akan menimbulkan dosa. Kita semua terikat untuk berdosa pada suatu waktu atau lainnya. Pada artikel ini kami akan menjelaskan apa yang bisa dilakukan seseorang untuk menghilangkan efek dari dosa.

2. Bagaimana mengatasi dosa?

Adalah mungkin untuk menghilangkan dosa bahkan yang terbesar sekalipun dengan secara ketat mematuhi Kebenaran (Dharma) dengan iman dan keberanian.

Tergantung dari temperamen dasar, tahap kehidupan, dan faktor lainnya pada diri kita, mematuhi Kebenaran mungkin melibatkan:

Kebenaran (Dharma) adalah tindakan yang menyelesaikan 3 tugas:
1. Menjaga sistem sosial dalam kondisi yang sangat baik
2. Membawa kemajuan duniawi atas setiap makhluk hidup
3. Menciptakan kemajuan dalam ranah spiritual juga.
– Shri Adi Shankaracharya
  • Penyiksaan diri (misalnya: bagi mereka yang mengikuti Jalan Hathayoga, hal ini mungkin melibatkan tindakan mengekspos tubuh pada ketidaknyamanan untuk waktu yang lama)
  • Kontrol atas pikiran, organ perasa, dan organ motorik (misalnya: berbicara hanya seperlunya saja, kontrol atas hasrat seksual, dsb.)
  • Kontrol atas tubuh (misalnya: ritme pernapasan, dsb.)
  • Pengorbanan
  • Kemurnian perilaku, dsb.

Menempatkan semua upaya kita untuk melindungi Kebenaran juga dapat membebaskan kita dari segala dosa.

Namun akibat gaya hidup dominan Raja-Tama di era Kaliyug saat ini, bagi kebanyakan orang menjalani gaya hidup benar seperti itu hampir tidak mungkin dilakukan.

Cara lain untuk menghilangkan konsekuensi dosa adalah melalui penebusan.

3. Apa itu Penebusan?

Penebusan adalah merasakan penyesalan atas kesalahan atau perbuatan jahat yang dilakukan, diiringi mengambil hukuman yang tepat untuk membersihkan dosa yang dihasilkan.

Penebusan melibatkan penjalanan hukuman dan pembulatan tekad.

Beberapa manfaat dari penebusan adalah:

  • Penebusan membebaskan individu dari perasaan bersalah yang timbul dari kelakuan buruk.
  • Penebusan membebaskan individu dari konsekuensi dosa dan sebagai akibatnya dosa tidak terbawa ke kehidupan selanjutnya. Jadi penebusan mampu menghilangkan hambatan dalam kemajuan duniawi dan spiritual.
  • Penebusan membantu mengembangkan perasaan puas dalam diri sendiri, maupun orang-orang di sekitar.
  • Dengan melihat individu yang telah melakukan ketidakadilan menebus kesalahannya, kebencian dalam pikiran korban menurun atau berkurang.

4. Jenis-jenis Penebusan

Tergantung dari beratnya dosa, penebusan dapat berkisar dari ringan sampai berat.

Dosa yang dilakukan tanpa sadar secara umum dapat diampuni melalui pertobatan atau melalui pengakuan publik atas dosa. Di sisi lain, penebusan berat disarankan untuk dosa yang dilakukan dengan sengaja.

Beberapa contoh penebusan adalah:

  • Pergi berziarah
  • Beramal / Berderma
  • Berpuasa

Rincian lebih lanjut tentang penebusan yang spesifik untuk setiap jenis dosa, tersedia dalam berbagai Teks Suci.

5. Perbedaan antara hukuman dan penebusan – pentingnya pertobatan

Perbedaan antara hukuman dan penebusan terletak pada pertobatan orang yang menebus dosa tersebut. Orang yang melakukan penebusan terikat oleh sumpah. Ia tunduk secara ketat pada sumpah dan, kemudian, berbalik menjadi bajik.

Di sisi lain, hanya mengakui kejahatan atau menghadapi hukuman belaka tidak mencegah individu untuk berulang kali membuat kesalahan yang sama. Penjahat yang menghadapi hukuman atas kejahatan mereka pada umumnya tidak menjadi lebih baik pada akhirnya, karena mereka tidak merasa menyesal maupun sadar akan konsekuensi yang mengerikan dari perbuatan kriminal mereka.

Kebenaran mengajarkan tentang pahala, dosa dan mematuhi Kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti Kebenaran, sifat alami seseorang menjadi sāttvik. Orang tersebut tidak pernah berpikir untuk melakukan tindakan yang salah dan menghindari segala tindakan yang akan membuahkan dosa. Oleh karena itu, di mana Kebenaran berlaku, tidak dibutuhkan hukum. Hal ini seperti kehidupan di era Satyayug. Di saat itu tidak ada peraturan dan hukum, karena semua orang bersifat sāttvik, sehingga tidak dibutuhkan peraturan maupun hukum.  – Yang Mulia Dr. Athavale

Perlu untuk dicatat bahwa perasaan menyesal atau mengakui kesalahan juga memiliki keterbatasan, karena seorang individu dapat menjadi terbiasa berbuat dosa setiap hari, lalu mengakui dosa-dosanya.

Sebuah pertanyaan pernah diajukan kepada Seorang Suci: ‘mana yang lebih baik – orang yang mengakui kesalahan-kesalahannya atau orang yang menyembunyikannya?’. Jawabannya adalah: “Mereka kurang lebih sama. Orang yang berubah dan tidak mengulangi kesalahan adalah yang lebih baik.”

6. Pentingnya chanting (dzikir) dan pengabdian

Dalam artikel kami tentang chanting, kami telah menjelaskan bagaimana chanting menciptakan pusat devosi di pikiran bawah sadar dan mengalihkan pikiran yang timbul daripadanya.

Stok pahala dan dosa kita dari kelahiran sebelumnya juga disimpan di dalam pikiran bawah sadar. Sama seperti matahari menghapuskan kabut atau melelehkan salju, selain menghilangkan pikiran yang tidak perlu dari pikiran, chanting dapat menghancurkan dosa-dosa kita juga.

Bahkan, ketika chanting mulai terjadi dengan devosi, hasrat-hasrat yang mengarahkan kita pada perbuatan dosa akhirnya juga akan terbasuh larut.

Penebusan hanya menghilangkan dosa, tapi tidak hasrat untuk berbuat dosa. Begitu keinginan untuk Pembebasan Akhir teraktifkan dalam diri individu, chanting akan mengambil alih pengurangan hasrat maupun dosa secara bersamaan. Yang Mulia Kane Maharaj, Narayangaon, Pune, Maharashtra, India

7. Penebusan dalam konteks pembersihan kekurangan kepribadian (PDR)

Proses menghilangkan cacat kepribadian merupakan bagian integral dari latihan spiritual dalam Jalur Kasih Karunia Guru (Gurukrupāyoga). Penebusan adalah salah satu alat yang disediakan dalam proses ini, yang membantu para pencari Tuhan mengurangi efek buruk dari kesalahan individu dan kolektif mereka.

8. Kesimpulan – Penebusan untuk mengatasi dosa dan latihan spiritual

Keinginan, kebencian, keterikatan, ekspektasi, kemarahan, keserakahan, ego, kecemburuan, dsb. adalah alasan mendasar yang menyebabkan dosa. Menghalangi orang dari berbuat dosa akan efektif hanya jika mereka memahami aturan yang berkaitan dengan perbuatan dosa dan konsekuensinya.

Sangat penting untuk dipahami bahwa hukuman dan penebusan tidak menghilangkan akar dari hasrat kita untuk berbuat dosa. Namun, pembersihan kekurangan kepribadian dan hasrat yang menyebabkan dosa dapat dimungkinkan melalui latihan spiritual yang teratur.