IND-individual-collective3

1. Kata pengantar

Terdapat 2(dua) jenis generic dari ‘latihan spiritual’:

  1. Latihan/ praktik Spiritual Individu (vyashti saadhanaa, vyashṭi sādhanā): Ketika kita mengunakan ungkapan ‘latihan spiritual Individu’, kita mengacu pada latihan spiritual yang dilakukan untuk memperbesar daya dan tingkatan dari pertumbuhan spiritual seseorang secara pribadi. ‘Latihan spiritual Individu’ yang umum dan biasa dilakukan adalah dengan menyebut dan mengulang-ulang Nama Tuhan YME atau dengan mempelajari bait bait /tulisan spiritual. Dalam situasi ini. hanya sang individu mendapatkan manfaat dari Latihan tersebut
  2. Latihan/ parktik spiritual kolektif (samashti saadhanaa): Ketika kita mengunakan ungkapan ‘latihan spiritual kolektif’, kita mengacu kepada latihan spiritual yang dilakukan untuk memperbesar daya dan tingkatan dari pertumbuhan spiritual orang banyak. Sebagai contoh, Ketika para ‘pencari’ menyumbangkan waktu dan daya mereka secara sukarela untuk menyelengarakan/mengadakan ceramah ceramah tentang Spiritualisme, Hal ini disebut sebagai ‘Latihan Spiritual Kolektif’.

2. Keprioritasan ‘latihan spiritual Individu’ dibanding dengan ‘latihan spiritual kolektif’

Pada masa sekarang, untuk pertumbuhan spiritual Kita, latihan spiritual kolektif mencapai 70% dalam hal prioritasnya sedangkan ‘latihan spiritual individu’ mencapai hanya 30% dalam hal prioritasnya. Oleh karena itu,untuk mencapai kemajuan dalam spiritualisme, penting bagi kita untuk memotivasi semaksimal orang dari masyarakat yang memungkinkan, untuk melakukan latihan spiritual. Hal ini dalam arti kata yang sebenarnya merupakan ‘Pelayanan terhadap Kebenaran Hakiki ( Roh/ Tuhan YME)’. Namun, untuk memfasilitasi hal ini, Seseorangperlu menambah daya dan mengembangkan tingkatan pencapaian spiritual nya dengan memberi perhatian (memfokus)kepada latihan spiritual individu orang tersebut.

Sebagai ‘Para pencari Tuhan’, kita perlu menciptakan keseimbangan dalam usaha usaha kita diantara latihan spiritual individu dan latihan spiritual kolektif. Sebuah Analogi (Perbandingan) dari ‘sebuah lampu yang sedang menyala’ bisa menjelaskan pentingnya keseimbangan ini secara lebih terurai.

Minyak di lampu tersebut melambangkan ‘latihan spiritual individu’ kita (vyashti saadhanaa) dan cahaya yang dipancarkan lampu tersebut melambangkan ‘latihan spiritual kolektif’ kita (samashti saadhanaa). Jika minyaknya berkurang, maka lampu tidak akan memancarkan cahaya yang terang. Oleh karena itu, dasar dari ‘Latihan spiritual Individu’ kita perlu menjadi kuat karena hal tersebut memberi kita ‘bahan bakar’ (daya) untuk mendukung ‘latihan spiritual kolektif’ serta membuatnya berkesinambungan. (Dalam halnya lampu ini, cahaya nya perlahan dan akhirnya akan menghabiskan (mengorbankan) minyak, namun di lain pihak, ‘latihan spiritual kolektif’ tidak akan mengikis (mengerosi) ‘latihan spiritual individu’ kita. Sebaliknya ‘latihan spiritual kolektif’ akan lebih mengembangkan (memperkuat) ‘latihan spiritual Individu’ kita.)