Apakah semua Shri Ganesh Murtis (Patung) yang ramah lingkungan bermanfaat secara spiritual?

Ringkasan singkat : Meskipun ada tren atau permintaan Patung Ganesha yang ramah lingkungan, tetapi tidak banyak yang memikirkan apakah Patung tersebut bisa memancarkan getaran positif secara spiritual.

Apakah semua Shri Ganesh Murtis (Patung) yang ramah lingkungan bermanfaat secara spiritual?

Artikel ini telah diterbitkan atas izin dari Maharshi Adhyatma Vishwavidyalaya (juga dikenal sebagai Universitas Spiritualitas Maharshi). Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Seni Pahat dari Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay, Goa, India.

1. Munculnya tren permintaan Patung Dewa Ganesha yang ramah lingkungan

Tahun ini hampir berlalu dan festival Ganesh Chaturthi akan segera tiba. Dewa Ganapati dipuja  secara luas di seluruh India. Festival Ganesh Chaturthi adalah perayaan dimana dalam periode ini Prinsip Dewa Ganapati 1000 kali lebih aktif di bumi. Meskipun tanggal festival sebenarnya jatuh pada 22 Agustus 2020 tahun ini, ritual pencelupan Patung Shri Ganesh ke laut, danau, dan sungai berlanjut selama lebih dari 10 hari. Setelah ritual pemujaan  Patung Shri Ganesh selanjutnya dicelupkan ke dalam air yang mengalir.

Pencelupan ini dilakukan untuk menyebarkan getaran positif ke lingkungan. Belakangan ini, sebagian besar Patung yang direndam dibuat dari plester Paris dan warna kimia beracun yang tidak dapat terurai secara hayati. Akibatnya, perendaman menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada lingkungan dan kehidupan laut dan patung tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk terurai sepenuhnya.

Sebenarnya kerusakan ini tidak akan pernah terjadi jika orang-orang mengikuti kitab suci, karena secara tradisional Patung Shri Ganapati seharusnya dibuat dari Shadu mati (sejenis tanah liat) yang larut dalam air, sehingga menyebarkan positivitas spiritual dari patung ke dalam air dan lingkungan. Shadu mati adalah tanah liat putih lembut yang umumnya diperoleh dari dasar sungai.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada dorongan yang meningkat untuk menghindari  bahan seperti plester Paris dan menggunakan lebih banyak bahan ramah lingkungan untuk membuat Patung Shri Ganesha. Bagan di bawah ini adalah gambar tren Google yang menunjukkan bagaimana orang-orang pada masa Ganesh Chaturthi (pada bulan Agustus atau September) semakin banyak mencari Patung Ganesha yang ramah lingkungan dalam jumlah yang lebih besar, mencerminkan meningkatnya permintaan tersebut.

Apakah semua Shri Ganesh Murtis (Patung) yang ramah lingkungan bermanfaat secara spiritual?

Koran terkemuka dan pemerhati lingkungan memuji tren ramah lingkungan ini. Inovasi penggunaan bahan selain dari tanah liat seperti kotoran sapi, coklat, tebu, tawas, sabut kelapa, dll. yang telah digunakan dalam pembuatan patung. Dilaporkan bahwa beberapa patung dibuat dengan tanah liat tetapi diisi dengan makanan seperti jagung, bayam, gandum, dan bubuk sayuran.

Dari berbagai bahan organik, kotoran sapi dipromosikan sebagai bahan yang lebih murni secara spiritual yang sejalan dengan tradisi Hindu. “Bagaimanapun,” kata pembuat Patung, “sapi India memiliki tempat khusus dalam budaya Hindu”. Pembuat Patung Shri Ganesh menyampaikan manfaat  menggunakan kotoran sapi antara lain :

  1. Bisa dibenamkan di bak air juga sebagai pengganti air permukaan yang besar dan kemudian bisa digunakan sebagai pupuk.
  2. Saat direndam di laut, kotoran sapi melarutkan dan menghasilkan bakteri yang membantu kehidupan laut.
  3. Lebih murah dari pada Patung yang terbuat dari plester Paris (POP) atau tanah liat.
  4. Kotoran sapi memiliki kepentingan khusus dalam agama Hindu, dan dianggap murni secara spiritual.
  5. Patung ini tidak dilukis, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
  6. Memperoleh kotoran sapi dari gaushalas (kandang sapi) membantu mereka dari sudut pandang ekonomi.

Namun, pertanyaannya tetap, dalam upaya inovatif membuat Patung Shri Ganesh yang ramah lingkungan, apakah Patung memberikan manfaat spiritual kepada para penyembah setelah begitu banyak upaya  dilakukan?

2. Penelitian untuk menilai jenis getaran halus dari berbagai Patung Shri Ganesha

Latar Belakang

Ketika seorang Pematung mempersiapkan pembuatan Patung, hal yang harus dipikirkannya adalah membuat Patung sedemikian rupa sehingga menarik dan memancarkan prinsip Ketuhanan (yang diwakili oleh Patung tersebut) secara maksimal. Ini karena Patung menyebarkan positivitas spiritual di masyarakat.

Namun, ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Untuk menarik dan memancarkan prinsip Dewa dalam jumlah maksimum, Patung atau Murti harus sangat mirip dengan bentuk Dewa yang sebenarnya. Karena Dewa memiliki sifat yang paling halus dan sebagian besar pembuat Patung tidak memiliki indera keenam yang maju, mereka selalu menebak-nebak bentuk aslinya. Akibatnya, sebagian besar karya mereka didasarkan pada peniruan beberapa Patung lain yang secara psikologis menyenangkan mereka atau menggunakan beberapa lisensi artistik untuk membuat Patung tersebut berbeda dalam desain, agar menonjol.

Apa yang Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa perubahan sekecil apapun dalam bentuk dapat meningkatkan getaran halus positif dari Patung secara signifikan atau bahkan dapat membuat Patung memancarkan getaran negatif.

Metodologi yang digunakan

Untuk mengilustrasikan konsep bahwa Patung dari Dewa yang sama dapat memancarkan getaran yang berbeda bergantung pada cara pembuatannya, kami membandingkan 5 Patung Shri Ganesha berbeda yang dibuat dari bahan berikut.

Apakah semua Shri Ganesh Murtis (Patung) yang ramah lingkungan bermanfaat secara spiritual?

* Harap diperhatikan : Kedua POP Patung Shri Ganesh  dibuat oleh Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay (juga dikenal sebagai Universitas Spiritualitas Maharshi). Patung asli yang dimaksudkan untuk pemujaan dan perendaman terbuat dari Shadu mati (tanah liat). Untuk tujuan pendidikan dan penelitian, Patung yang dibuat oleh MAV dibuat dari plester Paris (POP) yang tidak mudah rusak. Patung ini tidak dimaksudkan untuk dicelupkan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pemindai aura dan energi yang dikenal sebagai Pemindai Aura Universal (UAS). Pemindai Aura Universal (UAS) adalah instrumen yang dikembangkan oleh Dr Mannem Murthy (mantan ilmuwan nuklir) dan digunakan untuk mengukur energi halus (positif dan negatif) dan aura pada berbagai benda (hidup atau mati).

Dengan alat ini, 5 Patung Ganesha diukur pada 3 kriteria, yaitu aura negatif, aura positif dan aura terukur (seperti aura gabungan). Instrumen mengukur dua jenis aura energi negatif, yaitu Inframerah (IR, aura Negatif Tipe 1) dan Ultraviolet (UV, aura Negatif Jenis 2). Tim peneliti spiritual telah menggunakan instrumen ini secara ekstensif dan cukup akurat. Hasilnya menguatkan pembacaan yang diambil menggunakan indra keenam  dari anggota tim peneliti spiritual.

Apakah semua Shri Ganesh Murtis (Patung) yang ramah lingkungan bermanfaat secara spiritual?

Pengamatan utama dari Universal Thermo Scanner (UAS) :

  • Meskipun Patung di atas semuanya dibuat untuk mewakili Dewa Ganapati, tetapi semua memancarkan aura yang berbeda. Beberapa bahkan memancarkan aura negatif, padahal yang diharapkan  aura positif dipancarkan dari Patung Dewa.
  • Patung Shri Ganesha yang terbuat dari bubur kertas menunjukkan jumlah positivitas paling sedikit dan juga menampilkan aura negatif 1 meter pada aura Negatif IR Tipe 1 dan 0,98 meter pada aura Negatif UV Tipe 2. Patung ini tidak memancarkan positivitas apapun. Jadi tergantung pada cara pembuatannya, bubur kertas sebagai bahan bisa jadi ramah lingkungan.
  • Meskipun Patung yang terbuat dari kotoran sapi terbuat dari bahan yang sattvik (murni secara spiritual), namun ada beberapa hal yang memancarkan negativitas. Ini karena dalam kriteria IR dan UV, UAS dibuka masing-masing hingga 120 derajat dan 150 derajat. Diperlukan pembukaan hingga 180 derajat bagi operator untuk mengukur aura negatif. Namun, fakta nya lengan instrumen membuat sudut lebar dalam dua kriteria ini menunjukkan bahwa ada beberapa getaran halus negatif yang terkait dengan Patung tersebut. Patung ini juga memancarkan getaran positif dan memiliki aura positif sepanjang 2,20 meter.
  • Selain Patung dari bubur kertas dan Patung yang terbuat dari kotoran sapi, tidak ada Patung lain dalam percobaan yang memancarkan negativitas. Patung yang terbuat dari bahan Shadu mati (tanah liat) tidak memiliki aura yang positif tetapi menunjukkan tanda-tanda positivitas karena lengan alat UAS dibuka hingga 130 derajat pada kriteria aura positif. Meskipun Patung Ganesha dari MAV terbuat dari POP (plester Paris), yang tidak sattvik seperti Shadu mati (tanah liat), tetapi memiliki jumlah positif tertinggi.
  • Patung Dewa Ganapati berwarna putih dari MAV mencatat jumlah positivitas yang lebih tinggi daripada yang berwarna dari MAV (meskipun ukurannya sama persis).
  • Salah satu pengamatan penting adalah bahwa berdasarkan pengalaman tim peneliti spiritual dengan UAS, sangat jarang orang (bahkan yang berlatih Spiritualitas) menunjukkan aura positif lebih dari 2 meter dan total aura terukur lebih dari 3 meter. Oleh karena itu, pengamatan aura seperti itu pada benda mati sangatlah luar biasa.

3. Mengapa kotoran sapi tidak boleh digunakan untuk membuat Patung Ganesha yang ramah lingkungan ?

Kotoran sapi, urin, dan susu dari jenis sapi India memancarkan getaran positif dan dianggap murni secara spiritual (sattvik). Ini karena sapi India itu sendiri adalah hewan yang murni secara spiritual atau sattvik, dan ia memancarkan getaran positif tingkat tinggi. Ini tidak berlaku untuk ras sapi lain seperti Sapi Jersey, Friesian Holstein, dll.

Karena kotoran sapi bersifat sattvik, ada gerakan untuk mengeluarkan Patung Shri Ganesha. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh eksperimen, Patung yang terbuat dari kotoran sapi India juga dapat memancarkan hal negatif. Ketika seorang pemuja memuja Patung seperti itu, dia tidak mendapatkan manfaat spiritual dari Patung itu.

Penyebab negatif dari patung kotoran sapi tersebut adalah karena kombinasi bentuk dan bahan yang tidak tepat. Idealnya, Patung Shri Ganesha yang dimaksudkan untuk pencelupan harus terbuat dari Shadu mati (tanah liat) atau lumpur yang diperoleh dari daerah yang lebih murni secara spiritual. Pada tabel di bawah ini, akan menjadi jelas mengapa Shadu mati harus digunakan sebagai pengganti kotoran sapi dari sapi India.

Aspek dari material Tahi sapi (Sapi dari india) Tanah Liat (clay) atau lumpur murni bersih
Apakah  murni secara spiritual dengan sendirinya? ya Ya (tergantung dari mana asalnya). Idealnya, harus bersumber dari tempat yang murni secara spiritual.
Dalam bentuk  Shri Ganesh Murti (Patung), apakah mampu menarik dan memancarkan getaran Dewa Ganapati? Tidak ya
Apakah sesuai dengan kitab suci membuat Patung dari bahan seperti itu untuk dicelupkan? 1 Tidak ya
  1. Referensi : Purushartha Chintamani, Hal. 117 – Referensi asli adalah Skanda Purana (Seperti dikutip pada teks Suci ini) – Patung Dewa Ganesha dari emas, perak atau tanah liat harus dibuat untuk ritual pemujaan pada Ganesha Chaturthi Bhadrapada. (Bhadrapada adalah bulan dalam kalender Hindu yang jatuh pada bulan Agustus / September sesuai dengan kalender Gregorian.)

Yang terpenting, bentuk Patung Shri Ganesha juga harus paling mendekati bentuk Dewa yang sebenarnya. Bertahun-tahun penelitian telah dilakukan untuk menyempurnakan bentuk Patung Shri Ganesha oleh para seeker(pecari Tuhan YME) di bagian Patung di Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay di Goa, India. Alasan utama mereka dapat melakukan seni pahat ini adalah karena bimbingan Guru Paratpar (Dr) Jayant Athavale, pendiri Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk membuat Patung sattvik

Tabel di bawah ini indikator berbagai faktor yang memengaruhi kemampuan seorang seniman untuk membuat Patung Dewa yang sattvik. Kepentingan relatif dari setiap faktor juga telah diberikan.

Komponen Kepentingan (%)
1. Keputusan Guru untuk pembuat Patung 50
2. Berkah Dewa 30
3. Latihan spiritual seniman patung 10
4. Gaya hidup yang murni secara spiritual diikuti oleh seniman patung 5
5. Faktor waktu 4
6. Lainnya 1
Total 100

Sumber: Penelitian Spiritual yang dilakukan oleh Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay

Ini berarti bahwa 95% faktor yang membantu dalam pembuatan Patung Dewa yang sattvik bersifat spiritual.

5. Beberapa pembelajaran dari proses pembuatan Patung Shri Ganesha

  1. Bentuk Patung lebih penting daripada warna dalam menentukan getarannya.
  2. Fitur dalam Patung Dewa dapat berubah sesuai waktu dan tujuan.
  3. Di Era Kaliyuga saat ini, warna halus Dewa Ganapati berwarna putih berasap dan karenanya, Patung Dewa Ganapati putih memiliki getaran yang lebih positif karena lebih cocok dengan warna Dewa Ganapati yang sebenarnya. Di antara 2 Patung MAV, penggunaan Patung berwarna untuk ibadah ritual lebih menguntungkan karena Patung berwarna memancarkan getaran positif sagun (berwujud) sedangkan Patung putih memancarkan getaran positif nirgun (tidak berwujud) tingkat tinggi. Karena orang biasa tidak akan mampu menanggung energi positif tingkat tinggi, lebih baik menggunakan Patung berwarna untuk ritual pemujaan
  4. Percobaan dengan semburat kebiruan: Ketika semburat kebiruan ditambahkan pada Patung putih, itu meningkatkan getaran emosi spiritual (bhav) dari Patung, tetapi mengurangi persentase keseluruhan dari Prinsip Dewa Ganapati. Makanya, warna putih tetap dipertahankan.
  5. Bahan yang tepat untuk digunakan agar Patung dapat berubah sesuai dengan prinsip Ketuhanan dan alasan pembuatan Patung tersebut. Namun, jika dibuat secara akurat, terutama dengan bentuk yang benar, pengaruh berbagai bahan yang digunakan secara tradisional (seperti tanah liat, batu atau logam) kurang penting dalam menentukan sattvikta (kemurnian spiritual) Patung.
  6. Saat perendaman akan dilakukan, tanah liat adalah bahan yang paling ramah lingkungan, karena selain lebih baik secara spiritual, juga mudah larut dalam air. Bahan seperti kotoran sapi dan bubur kertas tidak boleh digunakan. Penggunaan bahan organik seperti coklat untuk membuat Patung Shri Ganesha sama saja dengan penghinaan.
  7. Untuk tujuan ibadah jangka panjang, direkomendasikan bahan yang lebih tahan lama seperti batu, perak atau emas. Jenis batu akan tergantung pada Dewa yang Patungnya akan dibuat.

6. Kesimpulan

Gerakan di seluruh India untuk menggunakan Patung Shri Ganesha yang ramah lingkungan memang patut dipuji dan akan membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan juga penghinaan terhadap patung Dewa Ganapati. Namun, bereksperimen dengan bahan organik bukanlah jawabannya. Pembuat dan penyembah patung harus mempertimbangkan baik bentuk dan bahan serta warna yang digunakan saat membuat / menyembah Patung. Mereka dapat belajar dari bentuk Patung Shri Ganesh yang dibuat di Maharshi Adhyatma Vishwavidyalay sebagai acuan. Kami mengundang semua pembuat Patung untuk menghubungi kami untuk belajar bagaimana mendapatkan manfaat spiritual maksimal dari keahlian mereka dan bagaimana menyebarkan hal positif di masyarakat.