1-IND-bhav-2

1. Pengantar

Emosi spiritual (bhāv) adalah kesadaran yang intens akan keberadaan Tuhan YME. Meningkatkan emosi spiritual kita untuk Tuhan YME merupakan upaya penting dalam perjalanan spiritual kita. Hal ini dikarenakan ketika kita memiliki kesadaran yang intens akan YME, maka kesadaran tersebut akan membawa kita untuk memiliki devosi/ pengabdian yang intens kepada Tuhan YME. Ketika kita memiliki devosi yang intens kepada YME, maka kesadaran akan diri kita sendiri akan hilang dan hanya mengingat Tuhan YME. Ketika kita mencapai keadaan ini, YME akan melimpahkan kasih karunia-Nya atas kita dan kita mengalami Kebahagiaan Hakiki/ Bliss (Ānand) yang semakin besar.

Banyak pencari spiritual yang merasa bahwa hanya dengan melakukan latihan spiritual, maka emosi spiritual kita akan terbangkitkan. Walaupun secara teoritis hal tersebut benar adanya, namun hal tersebut bukanlah jaminan bahwa proses terbangkitanya emosi spiritual akan terjadi dengan mudah pada setiap orang yang melakukan latihan spiritual. Hal ini dikarenakan; dapat atau tidaknya kita mengalami emosi spiritual melalui latihan spiritual semata, tergantung pada banyak faktor, antara lain: tujuan kita dalam melakukan latihan spiritual, hasrat yang intens untuk mencapai kesadaran Tuhan YME, pusat yang dihasilkan di dalam pikiran bawah sadar tentang Tuhan YME, latihan spiritual yang benar-benar dilakukan, dan jalan spiritual yang diikuti. Untuk meningkatkan emosi spiritual kita dengan kecepatan yang lebih tinggi, maka pertama-tama kita harus belajar hal apa yang akan membantu kita untuk mengalami emosi spiritual lebih besar dan kemudian, yang lebih penting adalah melakukan upaya-upaya untuk mempraktikkan bimbingan-bimbingan tersebut.

Di dalam artikel ini, kami menguraikan beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan emosi spiritual kita kepada Tuhan YME dan, sebagai hasilnya, akan mempercepat pertumbuhan spiritual kita.

2. Hambatan-hambatan dalam meningkatkan emosi spiritual kita

Sebelum kita menjajaki subjek tentang meningkatkan emosi spiritual, sangatlah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat upaya kita untuk meningkatkan emosi spiritual, sehingga kita dapat mewaspadai hambatan tersebut. Hambatan utama dalam membangkitkan emosi spiritual kita adalah sebagai berikut:

  1. Ketidaktahuan: berarti ketidaktahuan spiritual yang berkaitan dengan wujud dan sifat-sifat (kualitas) Tuhan YME seta cara berfungsi Nya.      Pemahaman spiritual seseorang dapat ditingkatkan dengan mempelajari teks-teks suci spiritual yang ditulis oleh para Suci (Saints) atau situs-situs seperti ssrf.org.
  2. Sikap Pelaku (Doership): Sikap pelaku berkaitan dengan perasaan bahwa kejadian-kejadian yang berlainan di dalam kehidupan terjadi karena orang lain  atau diri sendiri, dan bukan karena Tuhan YME
  3. Ego: Ego merupakan perasaan bahwa “Saya terpisah dari Tuhan YME”. Hal ini adalah hambatan terbesar untuk membangkitkan emosi spiritual. Semakin besar ego, maka semakin berkurang kesempatan untuk membangkitkan emosi spiritual. Informasi lebih lanjut tentang bagaimana cara untuk mengurangi ego dapat diperoleh dari bagian artikel kami tentang mengurangi ego atau membaca buku SSRF tentang bagaimana cara untuk mengurangi ego yang telah disusun oleh Yang Mulia Dr. Athavale
  4. Gangguan-gangguan kepribadian: Ketika terdapat gangguan-gangguan kepribadian yang berlebih, pemikiran-pemikiran tentang emosi spiritual tidak dapat dengan mudah diserap. Memahami apa saja gangguan-gangguan kepribadian seseorang dan kemudian melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya adalah bagian penting dari perjalanan spiritual seorang pencari spiritual.

Kami telah menjajaki setiap aspek di atas dengan lebih rinci di dalam bagian-bagian artikel lainnya di bawah latihan spiritual.

3. Tingkat prioritas relatif dari upaya-upaya untuk meningkatkan emosi spiritual

Pada grafik di bawah ini, kami telah mencantumkan berbagai upaya yang dapat kita buat yang akan membantu untuk meningkatkan emosi spiritual. Angka-angka dalam grafik batang di bawah menunjukkan tingkat prioritas relatif dari upaya-upaya tersebut. Kita bisa mengamati dari grafik di bawah bahwa memiliki sikap segala sesuatu yang kita lakukan adalah pelayanan kepada Tuhan YME (Gurusēvā) akan membantu kita untuk meningkatkan emosi spiritual kita paling cepat. Hal ini akan membantu kita dalam memfokuskan tindakan kita sedemikian rupa sesuai dengan tingkat prioritas, agar kita menerima manfaat maksimal dari upaya-upaya kita.

2-IND-Factors-increasing-spiritual-emotion

4. Upaya-upaya latihan spiritual untuk meningkatkan emosi spiritual

4.1  Guruseva

Seperti yang dapat Anda lihat dari grafik di atas, ketika kita melakukan semua kegiatan (latihan spiritual atau duniawi), seolah-olah kita melayani Sang Guru Spiritual, sehingga kita akan menerima manfaat maksimal terhadap peningkatan emosi spiritual. Kami telah menjelaskan dalam artikel lain tentang, Siapakah Guru Spiritual itu?’ Pentingnya sang Guru di dalam kehidupan seorang pencari spiritual. Guru adalah wujud manusia dari prinsip pembimbing Tuhan YME yang tidak berwujud (nirguṇ). Hanya karena Tuhan YME lah kita mendapatkan karunia untuk hidup. Guru (atau prinsip pembimbing Tuhan YME) telah bersama kita selama banyak kehidupan dan membimbing kita dengan sabar sehingga kita terbebas dari siklus kelahiran dan kematian, mencapai kesadaran.Tuhan YME dan menjadi satu dengan-Nya. Ketika kita bersatu dengan Tuhan, kita mengalami kedamaian Hakiki. Ketika kita memahami sejauh mana Guru telah memelihara dan menyelamatkan kita berulang kali, maka kita akan dipenuhi dengan rasa syukur yang mendalam.

Dengan melayani seorang Guru Spiritual, kita juga melayani Tuhan YME. Tidak semua dari kita memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan YME dalam wujud manusia. Namun, kita dapat melakukan semua tindakan seolah-olah kita memang sedang melayani wujud fisik-Nya. Hal ini dapat dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari dan kami memberikan beberapa contoh seperti di bawah ini

  • Jika kita sedang mencuci pakaian atau memasak makanan, kita dapat melakukannya dengan sikap bahwa kita sedang memasak untuk Tuhan YME. Bahkan ketika kita sedang melayani/ memberikan hidangan kepada orang lain, kita dapat berpikir bahwa kita sedang melayani Tuhan YME atau GuruMarilah kita berhenti sejenak di sini. Bayangkan jika Tuhan YME datang ke rumah kita dalam wujud fisik Nya dan kita akan melayani Tuhan sepanjang hari, bagaimana kah kita akan bertindak dan bersikap? Menjaga bayangan ini tetap di dalam pikiran, kita dapat membangkitkan emosi spiritual yang sama (pada saat melayani Tuhan YME) ketika kita melayani anggota keluarga dan orang yang kita temui. Jika kita terus berlatih aspek yang satu ini, maka secara otomatis kita akan menemukan pergeseran positif di dalam getaran spiritual di rumah dan emosi spiritual kita pun juga akan meningkat.
  • Melanjutkan poin sebelumnya, kita dapat melakukan upaya-upaya untuk membuat rumah kita seperti padepokan suci (ashram) dan menjaganya secara sāttvik (kemurnian spiritual). Kami dapat mempersembahkan rumah kita di dalam hati kepada Tuhan YME atau Guru dan kemudian menjaganya dengan emosi spiritual bahwa kita hanyalah pengurus dari padepokan tersebut. Hal tersebut juga akan membantu kita mengatasi ego “Saya adalah pemilik rumah”.
  • Jika kita menggunakan setiap barang di rumah seolah-olah barang tersebut adalah milik Tuhan YME atau Guru, maka kita juga akan menangani barang-barang tersebut dengan perawatan yang tepat. Dengan demikian, kehadiran Tuhan YME atau Guru akan terasa di rumah. Setelah seorang pencari spiritual belajar untuk melihat PrinsipYME pada instrument-instrumen berlainan yang digunakan dalam latihan spiritualnya, maka secara bertahap ia akan mampu melihat kehadiran Tuhan YME dalam segala hal. Hal tersebut akan membantunya dalam merasakan kesadaran Prisnsip YME baik dalam benda hidup maupun benda mati.
  • Seorang pencari spiritual akan terus berpikir bahwa Sang Guru berada di sisinya di dalam setiap situasi dan hal tersebut membantunya untuk menghilangkan rasa takut yang merupakan sifat bawaannya.

Ketika kita melakukan pelayanan kepada Kebenaran Hakiki (satsēvā), pada awalnya kita merasa bahwa kita lah yang telah melakukan satseva tersebut dan dengan perasaan itu, muncul sejumlah rasa bangga-halus. Oleh sebab itu, hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai satseva dalam penegertian sesungguhnya. Ketika seseorang melakukan satseva, kita harus melakukannya dengan sikap bahwa Yuhan YME sendiri lah yang melakukan satseva tersebut melalui kita dan kita tidak seharusnya memiliki sikap pelaku (doership) apapun.

Setelah menyelesaikan Satseva, kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan YME karena telah diberikan kesempatan untuk melayani-Nya. Sebuah barometer untuk memahami jika tindakan kita terjadi sebagai pelayanan kepada Kebenaran Hakiki adalah jumlah Kebahagiaan Hakiki (Bliss) yang kita rasakan saat melakukan upaya Satseva. Ketika kita terus mengintrospeksi apakah kegiatan kita telah dilakukan dengan cara yang Tuhan harapkan sebagai pencari spiritual, maka kita akan mengembangkan emosi spiritual di dalam diri dengan kecepatan yang lebih tinggi.

4.2 Beberapa cara lain untuk meningkatkan emosi spiritual

Menyebut dan mengulang-ulang nama Tuhan YME (Chanting): Chanting akan mencapai Tuhan YME hanya jika dilakukan dengan emosi spiritual. Sama seperti kita dengan mudah berpikir berulang kali tentang orang yang kita cintai atau sesuatu yang kita sukai (misalnya, kekasih berpikir tentang kekasihnya atau seorang ibu memikirkan anaknya), demikian juga pikiran harus dikondisikan untuk mencintai Tuhan YME. Ketika seseorang mulai menyukai atau mencintai Tuhan YME, orang tersebut akan mengingat nama Tuhan YME dengan mudah dan mengalami kebahagiaan Abadi (Bliss) dalam mengulang (Chanting) nama Nya. Kemudian, chanting pun menjadi gaya hidup. Setiap setengah jam sekali, seseorang dapat berdoa kepada Tuhan YME dan meminta Nya untuk memperdalam chanting dan membuat dirinya untuk dapat chanting dengan tulus.

Berdoa dan bersyukur: Kita bisa terus berdoa kepada Tuhan YME untuk membantu kita dalam latihan spiritual dan juga untuk membantu kita sehingga setiap tindakan kita terjadi sebagai latihan spiritual. Setiap kali kita berdoa, kita mengakui suatu fakta bahwa kita membutuhkan bantuan dan ini menanamkan perasaan berserah diri yang pada gilirannya akan menurunkan ego kita. Doa sebenarnya adalah sinonim dari berserah diri. Tindakan berserah diri tersebut akan lengkap hanya setelah kita mengucapkan syukur. Syukur merupakan instrumen untuk mempersembahkan sikap pelaku (doership) dari tindakan kita kepada Tuhan YME atau Guru; oleh sebab itu bersyukur membantu dalam mengurangi ego kita. Seringkali pencari spiritual lupa untuk bersyukur kepada Tuhan YME atas sesuatu yang terjadi sesuai dengan doa mereka. Sebagai contoh, setelah memohon pertolongan Tuhan YME dalam melakukan beberapa pelayanan kepada Kebenaran Hakiki (Satseva), maka ketika pelayanan tersebut terjadi dengan lancar dan setelah memperoleh Kebahagiaan Abadi (Bliss), kita merasa puas dan lupa untuk bersyukur. Seorang pencari juga dapat mengembangkan ego-halus tentang mendapatkan pengalaman spiritual atau mengalami Bliss. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan pujian dengan bersyukur atas pengalaman spiritual atau pengalaman Bliss yang didapat kepada Tuhan YME.

spiritual-practice-for-awakening-spiritual-emotionStudi dan satsang: Satu cara mudah untuk meningkatkan emosi spiritual adalah dengan mempelajari upaya-upaya daru pencari spiritual yang sudah memiliki emosi spiritual. Untuk hal ini, sangatlah penting untuk menghadiri perkumpulan dari Kebenaran Mutlak (satsang) dan mengamati para pencari yang memiliki emosi spiritual kepada Tuhan YME agar kita dapat belajar dari mereka.

Kami menyarankan agar anda membaca buku SSRF tentang bagaimana cara untuk membangkitkan emosi spiritual setiap hari dan mempraktikkan hal baru dari buku tersebut secara teratur.

Sikap belajar: Cobalah untuk melihat uluran tangan Tuhan YME di dalam segala sesuatu hal dan melihat segala sesuatu hal sebagai suatu alat untuk belajar. Hal tersebut mencakup segala situasi, situasi baik maupun buruk. Ketika kita berada dalam kondisi belajar, maka kita akan selalu merasa Bahagia karena memiliki sikap bahwa Tuhan YME menyertai dan mengajari kita bagaimana menjadi pencari spiritual yang lebih baik melalui segala sesuatu hal yang kita hadapi dan alami.

Mengurangi ego: Jika kita merenungkan misi Guru Spiritual terus menerus, maka tindakan-tindakan kita akan terjadi sesuai dengan keinginan Tuhan YME. Ketika memberikan pelayanan kepada Kebenaran Hakiki (Satseva), kita tidak seharusnya mengizinkan reaksi yang keliru atau keraguan tentang orang lain masuk ke dalam pikiran kita, karena jika reaksi kita menyakiti pencari lainnya, maka kasih karunia Guru tidak dapat dianugerahkan. Itulah sebabnya mengapa selalu disarankan untuk berlatih ‘pengabdian/ devosi kepada Tuhan YME sebagai pelayan’. Dalam bentuk pengabdian ini, seorang pengabdi menganggap Tuhan YME sebagai ayah, ibu, segalanya dan dirinya sebagai anak dari Tuhan YME atau pelayan Nya. Ketika kita besikap rendah hati, maka kita melakukan upaya-upaya untuk mengurangi ego dan oleh sebab itu kita akan mampu untuk membuat lebih banyak upaya dalam meningkatkan emosi spiritual kita.